Berita

​Serem Qur’an Terbukti Turunkan Nyeri Haid (Disminore)

peserta Serem Qur’an saat melakukan senam disminore

Senam disminore dengan relaksasi murottal (Serem) Qur’an terbukti dapat menurunkan nyeri haid (disminore) yang banyak dialami oleh wanita, pada sepanjang usia produktifnya. Hal ini terbukti setelah 2 mahasiswi Profesi Keperawatan dan 3 mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) UMY melakukan penelitian selama 4 bulan sejak bulan Februari 2014 hingga Mei 2014 dan bertempat di PSIK UMY, terhadap 40 responden yang mengalami disminore. Kelima mahasiswa tersebut yakni Eka Rora Suci Wisudawati, Syafrina Arbaani Djuria, Erita, Praditiana Indah Puspitasari, dan Agus Gunadi.

Menurut Eka Rora Suci Wisudawati selaku ketua tim penelitian, setelah penelitian dilakukan selama tiga bulan dengan tahapan kegiatan screening, ​perizinan, persiapan, dan pelaksanaan penelitian kelompok intervensi dan kelompok kontrol, didapatkan ​ hasil bahwa disminore pada kelompok intervensi menurun. Berdasarkan hasil analisis datanya juga diperoleh bahwa t hitung adalah sebesar – 4.858. Nilai signifikansi p (value) =0,000 maka disimpulkan Ha diterima. “Hal ini bermakna, senam disminore dengan teknik relaksasi murottal efektif untuk mengurangi disminore,” jelasnya.

Selain itu, menurut Eka, bukti lain juga dapat diketahui dari pernyataan responden. Pada kelompok intervensi didapatkan jumlah responden berdasarkan skala nyeri sebelum intervensi (pre test) yaitu, berat sebanyak 7 responden (43.8 %), sedang ada 5 responden (31.2 %), dan ringan 4 responden (25.0 %). Sedangkan setelah intervensi (post test) terdapat penurunan skala nyeri yaitu berat sebanyak 1 responden (6.2%), sedang ada 2 responden (12.5 %), dan ringan ada 13 responden (81.2 %). “Pada kelompok kontrol didapatkan jumlah responden berdasarkan skala nyeri sebelum intervensi(pre test) yaitu berat ada 7 responden (35.0 %), sedang ada 8 responden (40.0 %), dan ringan ada 5 responden (25.0 %). Sedangkan setelah intervensi (post test) terdapat peningkatan skala nyeri yaitu berat ada 9 responden (45.0 %), sedang 6 responden (30.0 %), dan ringan 5 respenden (25.0 %),” ungkapnya.​

Eka mengungkapkan, untuk melakukan penelitian tersebut 40 responden yang telah terpilih dibagi ke dalam dua kelompok, yakni kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Kelompok kontrol merupakan kelompok responden yang tidak diperlakukan secara istimewa dengan diperdengarkan murottal (bacaan ayat-ayat Al-Qur’an). “Mereka tidak diberi perlakuan, karena hanya sebagai kontrol saja. Sementara kelompok intervensi diberi perlakuan dengan melakukan senam disminore dengan teknik relaksasi murottal,” ungkapnya.

Responden kelompok intervensi tersebut, lanjut Eka, diklasifikasikan lagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok awal (responden yang tanggal haidnya di awal bulan), kelompok tengah (responden yang tanggal haidnya di pertengahan bulan), dan kelompok akhir (responden yang tanggal haidnya di akhir bulan). “Masing-masing kelompok tersebut diberi intervensi sebanyak tiga kali, setiap satu bulan sekali. Dalam sekali intervensi satu kelompok itu diberi pelatihan senam disminore terlebih dahulu. Setelah itu ada proses relaksasi sembari mendengarkan murottal al-Qur’an. Murottal al-Qur’an yang dijadikan sebagai sarana relaksasi itu adalah surah Ar-Rahman,” tutur Eka, mahasiswi Program Profesi Keperawatan UMY.

Praditiana Indah Puspitasari juga mengungkapkan bahwa olahraga atau senam merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri. Hal itu disebabkan saat melakukan olahraga/senam tubuh akan menghasilkan endorphine yang berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi oleh otak dan susunan syaraf tulang belakang, sehingga menimbulkan rasa nyaman.

“Sedangkan manfaat murottal atau mendengarkan bacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan bacaan yang tartil itu akan mendatangkan ketenangan jiwa. Karena Al-Qur’an sendiri juga telah menyatakan bahwa Al-Qur’an itu sebagai penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam tubuh manusia. Hal tersebut bisa kita temui dalam Al-Qur’an Surah Yunus ayat 57,” ungkapnya.

Syafrina Arbaani Djuria juga menambahkan, bahwa lantunan Al-Qur’an secara fisik mengandung unsur suara manusia yang dapat menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernapasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. “Laju pernapasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik untuk menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam dan metabolisme yang lebih baik,” imbuhnya.

Karena itulah, menurut Syafrina lagi, upaya yang dilakukannya bersama timnya tersebut adalah terobosan dan metode terbaru dalam penyembuhan disminore (nyeri saat haid). Sebab selama ini, upaya untuk mengatasi masalah disminore tersebut masih dilakukan dengan terapi farmakologi (dengan obat-abatan) dan non farmakologi dengan kompres hangat, olahraga, terapi mozart, dan relaksasi. “Jadi terapi yang kami lakukan di sini memang bersifat non formakologi. Namun dengan mengkombinasikan dua intervensi yaitu senam disminore dan relaksasi murottal Al-Qur’an dari Surah Ar-Rahman. Dan penelitian ini, juga merupakan inovasi baru dalam terapi non farmakologi untuk penderita disminore,” pungkasnya.

Peserta Serem Qur’an saat relaksasi dengan mendengarkan bacaan Murottal Al-Qur’an Surah Ar-Rahman