Berita

​Tim Ekspedisi MAPALA UMY Berhasil Tiba di Puncak Elbrus Rusia

Tim MAPALA UMY mengibarkan bendera UMY sesampainya di puncak gunung Elbrus Rusia

Pada Selasa (10/6) pukul 15.40 wib, tim ekspedisi MAPALA UMY berhasil tiba di puncak gunung tertinggi di benua Eropa. Gunung Elbrus setinggi 5.642 mdpl tersebut berkibarlah sang Saka Merah Putih yang dikibarkan oleh tim MAPALA UMY. Keempat mahasiswa yang ikut dalam ekspedisi tersebut adalah Singgih Alnin Muttaqin, Akhmad Rasyid Gandi, M. Fauzan, dan Saigunsi Bonita Arimi. Sebelumnya, keempat tim MAPALA UMY tersebut telah menjalani karantina selama 6 bulan, guna mempersiapkan fisik, mental, dan kerohanian mereka untuk melakukan pendakian ke Gunung Elbrus tersebut.

Sri Atmaja P. Rosyidi St., MSc.Eng., Ph.D., PE, selaku wakil rektor III UMY mengaku bangga dengan keberhasilan tim MAPALA UMY mencapai puncak gunung Elbrus di Rusia tersebut. Sebab, selain melakukan pendakian, mereka juga membawa misi sosial dan Islam. “Mereka tidak hanya melakukan pendakian tapi juga membawa misi-misi tertentu. Diantaranya misi sosial berupa ajakan untuk menjauhi narkoba atau anti narkoba, kemudian misi sebagai duta budaya. Selain itu juga membawa misi Islam dengan cara mengenalkan Islam di Indonesia, khususnya dengan adanya organisasi Muhammadiyah,” paparnya.

Sri juga mengatakan, misi sosial yang dibawa oleh tim MAPALA UMY tersebut untuk melakukan kampanye anti narkoba, cinta terhadap alam, dan olah raga-olah raga positif. “Hal ini tujuannya agar para generasi muda itu bisa mengalihkan perhatiannya dari hal-hal negatif seperti narkoba dan pergaulan bebas, pada hal-hal positif seperti mencintai alam atau olah raga,” ungkapnya.

Sri juga mengungkapkan bahwa persiapan tim MAPALA UMY untuk melakukan ekspedisi itu tidak mudah. Di samping karena perbedaan cuaca dan bahasa yang akan dihadapi para tim, ada juga kendala lainnya seperti kondisi spiritual dan rohani mereka. “Karena itu, selama 6 bulan sebelum pemberangkatan, kami mengadakan karantina khusus bagi mereka. Selain melatih fisik dan bahasa juga memberikan bekal fiqh perjalanan. Karena daerah, kondisi, dan cuaca di sana tentunya berbeda dengan Indonesia,” jelasnya.

Karena itulah, Sri berharap, jika para tim sudah kembali ke tanah air bisa menceritakan dan membagikan pengalaman mereka melakukan ekspedisi di gunung Elbrus tersebut. Selain itu juga, bisa memberikan gambaran mengenai sejarah dan kondisi umat Islam di Rusia, khususnya di kawasan Elbrus yang penduduknya ternyata adalah mayoritas beragama Islam. “Harapannya, pengalaman mereka mendaki itu bisa menjadi karya ilmiah yang menarik untuk dikembangkan. Seperti proses mereka melakukan adaptasi dari lingkungan tropis di Indonesia, menuju lingkungan yang suhunya berada pada kisaran 30 derajat celcius di bawah 0 (-30 derajat),” tuturnya.

Sri juga menambahkan, bahwa dirinya mewakili UMY, pada hari Senin (16/6) akan melakukan penyambutan tim MAPALA UMY di Moscow, dan bertempat di kantor KBRI Moscow, Rusia. “Di sana nanti kami akan melakukan penyambutan tim MAPALA UMY bersama pemerintah Rusia, serta pihak-pihak yang membantu berjalannya ekspedisi ini. Dan kami harap, kerjasama dengan pihak-pihak yang telah bersedia membantu kami ini, tidak hanya berakhir sampai di sini saja, tapi bisa berlanjut dengan kerjasama-kerjasama lainnya,” pungkasnya.