Berita

104 Dokter Baru UMY Dilantik di Tengah Isu Naturalisasi Kedokteran

Kebutuhan akan tenaga Dokter di Indonesia sampai saat ini masih terbilang sangat kurang. Bahkan isu naturalisasi, juga sudah merambah ke dunia kedokteran yang tengah hangat diperbincangkan. Hal ini disebabkan adanya tuntutan akan masalah pelayanan kesehatan dari masyarakat yang tinggi.

Oleh sebab itu pada periode LXXX ini, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) turut berupaya untuk melahirkan dokter-dokter muda yang siap mengabdi bagi masyarakat Indonesia. Sebanyak 104 dokter baru telah resmi dilantik dan diambil sumpahnya pada Rabu (29/5) di Gedung Sportorium UMY.

Merespon isu naturalisasi yang digulirkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) beberapa waktu lalu. Prof. Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si. selaku Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia UMY dalam sambutannya mengungkapkan pandangannya bahwa naturalisasi dalam konteks dokter berbeda dengan sepak bola. Dalam hal ini menurutnya yang ditekankan adalah pentingnya kompetisi untuk menciptakan spesialisasi dan efisiensi dalam pelayanan kesehatan. Sehingga tujuan pemerintah dalam meningkatkan pelayanan Kesehatan yang cepat dan murah di masyarakat dapat tercapai.

“Isu naturalisasi dokter cukup mengejutkan karena terdengar seperti praktik di dunia sepak bola. Namun, saya yakin ini lebih tentang budaya kompetisi yang akan mendorong spesialisasi dan efisiensi, sehingga meningkatkan pelayanan kesehatan di masyarakat,” ujar Nano.

Selain itu Ketua 2 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dr. Dewi Irawati, M. Kes. yang turut hadir dalam acara ini juga menekankan pentingnya etika dan kemanusiaan dalam profesi kedokteran. Ia berharap dokter lulusan dalam negeri dapat menunjukkan kompetensi yang setara dengan dokter luar negeri, sehingga isu naturalisasi dokter tidak perlu direalisasikan.

“Kita harus membuktikan bahwa dokter lulusan dalam negeri memiliki kemampuan dan dapat menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Maka jiwa keluhuran budi pekerti, etika, pengabdian dan kemanusiaan harus ada pada diri seorang dokter. Dokter harus mampu menjadi agent of treatment, agent of development, dan agent of change bagi Indonesia,” tambah Dewi.

Selain itu Kepala Program Studi Profesi Dokter UMY, dr. Fitria Nurul Hidayah, Sp.PD., M.Sc. mengatakan bahwa pada periode ini rata-rata IP profesi berada di angka 3,79 sedangkan IP Kumulatif adalah 3,59 . Seluruh mahasiswa berhasil menempuh pendidikan akademik dan tahapan profesi dalam kurun waktu 6 tahun.
“Alhamdulillah pada periode ke-80 ini rata-rata nilai Computer Based Test (CBT) yang diraih cukup tinggi yaitu 79.04 dan rata-rata nilai Objective Structured Clinical Examination(OSCE) ada di angka 77,57. Hal ini cukup membanggakan dan menunjukkan kualitas dari kedokteran UMY,” tambah Fitria.

Dengan Pengambilan Sumpah dan Pelantikan para Dokter Muda UMY ini, telah menambah barisan lulusan alumni kedokteran UMY yang sampai saat ini sudah berjumlah 4.059 orang. Mereka juga telah mengabdikan ilmunya di seluruh wilayah Indonesia di berbagai bidang kesehatan baik dalam pelayanan, institusi kesehatan, dan kedinasan. Fitria pun berharap agar para lulusan FKIK UMY ini dapat menjadi dokter yang menjunjung etika dan norma kemanusiaan, serta bisa menjalani profesi ini dengan professional berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah sesuai dengan tagline universitas yang Unggul dan Islami. (DA)