Salah satu bentuk pengembangan kualitas akademis dan intelektualitas dari mahasiswa ilmu hubungan internasional adalah dengan melakukan pengamatan, analisa, pemberian saran hingga kritik pada persoalan-persoalan internasional yang terus berkembang. Apalagi jika upaya pengembangan tersebut dapat dilakukan secara berkelanjutan. Terlebih menjadi bahan rekomendasi bagi instansi terkait, pemerintah khususnya.
Upaya pengembangan kualitas inilah yang menjadi semangat 15 mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogykarta (HI UMY) dalam menghadiri Pertemuan Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional Se-Indonesia (PNMHII) XXII yang dihelat di Universitas Nasional (UNAS), Jakarta 21-26 November 2010 lalu. Mereka bersama dengan 267 mahasiswa HI dari 30 universitas lainnya mengikuti Sidang Forum, Joint Statement Forum, Seminar, Short Diplomatic Course, Diskusi Ilmiah,workshop, Meet and Greet with Amabassador, Talk Show, Paradise Party, dan Jakarta Trip yang seluruhnya dirangkum dalam tema besar “The Prospects of Indonesia in The G-20 Constalation“.
Dalam agenda tahunan Forum Komunikasi Mahasiswa Hubungan Internasional Se-Indonesia (FKMHII) ini, UNAS menghadirkan tokoh-tokoh ternama untuk para peserta yang berasal dari 6 wilayah koordinasi ini. Contohnya dengan menghadirkan Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Luar Negeri RI Agus Sardjana yang secara resmi membuka kegiatan. Tokoh lain di antaranya Makmur Keliat (dosen HI UI dan pengamat MNC) sebagai pembicara Seminar Peranan MNC, dan Rizal Ramli (mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Menteri Keuangan RI) dalam Seminar Indonesia dan G-20.
Salah satu sub-agenda pokok dari PNMHII adalah Joint Statement Forum (JSF) di mana peserta dituntut untuk mengkritisi posisi Indonesia dalam Konstelasi G-20. Pengklasifikasian pembahasan mosi menjadi Reformasi Birokrasi, Bargaining Position, Makro Mikro Ekonomi, dan Pembangunan dilakukan forum agar pembahasan lebih terstruktur. Menurut Ketua Delegasi UMY Fariz Abi Karami, delegasi UMY menginginkan pemerintah untuk mengoptimalkan pelaksanaan dan pengawasan aturan kepegawaian untuk meminimialisi segala tindakan korupsi yang dilakukan oleh dan atau melalui institusi pemerintah secara gradual dan komprehensif. “Hasil dari JSF tersebut secara tertulis akan direkomendasikan ke Kementrian Luar Negeri setelah kegiatan”, tambah Fariz.
Sementara sub-agenda pokok lainnya, Sidang Forum (SF), berhasil merumuskan dan menetapkan draft baru yaitu Garis-Garis Besar Haluan Forum (GBHF) sebagai landasan kegiatan FKMHII dalam setahun ke depan. Para peserta sidang menyoroti 3 hal, yaitu standardisasi PNMHII, eksistensi FKMHII, dan pengabdian FKMHII kepada masyarakat sebagai kesimpulannya. Dalam SF juga dilantik 6 Presidium Nasional baru per wilayah serta penetapan Universitas Katholik Parahyangan (UNPAR) sebagai Tuan Rumah PNMHII XXIII tahun depan.
Antusiasme Delegasi UMY dalam mengikuti PNMHII demikian terlihat. Hal ini terlihat dari terlontarnya berbagai pertanyaan dalam seminar maupun cukup vokalnya delegasi dalam SF, JSF, dan Short Diplomatic Course. “Dalam Meet and Greet with Ambassador, ada 3 orang delegasi UMY yang melontarkan pertanyaan ke Peter Haas, beliau Konsuler bidang ekonomi Kedubes AS untuk RI”, tutur Fariz. Hal ini cukup memperlihatkan kualitas Mahasiswa HI UMY yang tidak kalah dari universitas ternama lain.
Selain sebagai ajang pengembangan intelektual, PNMHII juga dijadikan ajang silaturahmi sesame mahasiswa HI se-indonesia. Dalam kegiatan ini, Delegasi UMY banyak melakukan interaksi dan perkenalan terutama dengan universitas dalam satu wilayah koordinasi (DIY dan Jateng). Selain itu, Delegasi UMY juga sempat mengadakan eksibisi futsal bersama Universitas Pembangunan Nsional (UPN) Veteran Yogyakarta, Universitas Wahid Hasyim (UWH), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, dan Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) di sela-sela padatnya kegiatan.