Dua mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berhasil lolos dan memperoleh beasiswa dari Telkomsel Mengajar. Keduanya yaitu Sanda Aginza Hadi Pranita, mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) angkatan 2011 dan Siti Nurhasanah mahasiswi Hubungan Internasional (HI) angkatan 2012. Program Telkomsel Mengajar sendiri merupakan bentuk kepedulian Telkomsel pada dunia pendidikan. Melalui Telkomsel Mengajar ini metode pembelajaran yang ditawarkan pada siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) berbasis Teknologi Informasi (based on IT). Telkomsel juga memilih beberapa mahasiswi dari setiap daerah untuk menjadi tenaga pengajar pada program Telkomsel Mengajar ini, seperti Sanda dan Siti yang terpilih mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta.
Menurut Siti dan Sanda, mahasiswi yang terpilih pada program Telkomsel Mengajar, kegiatan tersebut hanya menjaring 25 orang. Mereka berdua merasa beruntung bisa menjadi salah satu dari 25 orang tersebut. “Se-Indonesia yang terpilih hanya 25 orang. Kemudian yang terpilih di Yogyakarta juga hanya dua orang. Jadi kita sangat senang dan beruntung bisa menjadi bagian dari 25 orang yang terpilih itu,” ujar Siti.
Siti juga mengatakan bahwa dirinya, Aginza serta 23 orang lainnya akan memulai aktivitas mengajar di 2 SD dan 2 SMP pada bulan Januari 2014, atau tepat pada saat siswa-siswa SD dan SMP memasuki semester genap sebanyak 6 kali pertemuan di setiap sekolah. Namun sebelum mereka terjun langsung ke sekolah-sekolah tersebut, mereka juga akan ditraining di Jakarta. “Kami akan mulai mengajar pada awal semester genap 2014. Tapi sebelum itu, kami juga akan ditraining dulu bagaimana cara mengajar yang baik dengan berbasis Teknologi Informasi atau digital,” katanya.
Menurut Siti pula, masing-masing mahasiswi yang terpilih pada program Telkomsel Mengajar bisa memilih 4 sekolah sebagai tempat mereka mengajar. Dan mata pelajaran yang disampaikan pun tidak ditentukan, baik oleh pihak sekolah maupun Telkomsel. “Kami bisa memilih sendiri sekolah mana dan mata pelajaran apa yang akan kami sampaikan. Namun mata pelajaran apapun yang akan kami sampaikan, itu harus tetap menggunakan IT sebagai pendukungnya,” terangnya.
Sanda juga menambahkan bahwa mereka berdua nantinya akan mengajarkan mata pelajaran bahasa Inggris. Hal itu karena sesuai dengan kemampuan dan peluang yang ada di sekolah-sekolah yang mereka pilih. “Kami berdua lebih memilih bahasa Inggris untuk diajarkan pada siswa-siswi SD dan SMP. Di samping karena kemampuan kami di bidang itu, kami juga ingin mengenalkan bahasa Inggris kepada mereka siswa-siswi itu. Karena bahasa Inggris juga bisa menjadi bekal bagi mereka di masa depan, baik itu dalam hal akademiknya atau pun jika mereka ingin mencari pekerjaan,” paparnya.
Sementara itu, Siti dan Sanda juga akan mengajar di sekolah-sekolah yang berbeda. Siti memilih untuk mengajar di SMP PGRI Kasihan, SD Ngrukeman, dan SD Ngebel. Adapun Sanda akan mengajar di SMP 1 Muhammadiyah Jogja, SMP 3 Gamping, SD Surowijayan, dan SD Ngebel. “Kami memilih sekolah-sekolah itu karena kami punya peluang untuk mengajarkan bahasa Inggris pada mereka. Dan kami harap, keberadaan kami bisa membantu mereka untuk belajar bahasa Inggris dan meningkatkan ketertarikan mereka untuk belajar, karena dalam penyampaiannya kami juga akan menggunakan IT sebagai pendukungnya,” ujarnya.