Sebanyak 29 mahasiswa asing Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Senin (24/10) mengikuti Induction Day atau sosialisasi mengenai proses perkuliahan dan fasilitas yang mereka dapatkan selama menempuh studi di UMY. Mereka adalah mahasiswa asing yang menempuh studi S1, S2, dan S3 di UMY.
Kegiatan orientasi bagi mahasiswa asing UMY tahun ini dilaksanakan secara offline di Ruang Sidang utama AR. Fakhruddin B UMY, setelah pada tahun lalu dilaksanakan secara online karena pandemic Covid-19.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan AIK UMY, Faris Al-Fadhat, M.A., Ph.D dalam sambutannya mengatakan kepada seluruh mahasiswa asing tersebut agar mereka tidak merasa asing selama berada di UMY. “Saya ucapkan selamat datang kepada seluruh mahasiswa asing di kampus tercinta kami, UMY. Buat diri kalian senyaman mungkin selama berada di sini jangan merasa asing,” tutur Faris.
Ia juga menekankan kepada para mahasiswa asing tersebut jika UMY merupakan pilihan yang tepat dalam menempuh pendidikan. “Saya yakin kalian tidak salah memilih perguruan tinggi. Sebagai destinasi studi di Asia, UMY memang sangat cocok menjadi salah satunya. Kami sudah memiliki reputasi yang bisa diperhitungkan,” lanjut Faris.
Ia juga menekankan hal terpenting yang akan mereka dapatkan selama menempuh pendidikan adalah pengalaman. “Yang kalian dapatkan selama menempuh pendidikan di UMY selain ilmu yang bermanfaat adalah pengalaman. Kalian akan memiliki pengalaman berarti, jauh dari negara kalian berasal, beradaptasi dengan masyarakat lokal hingga berbaur dengan mereka, menempuh pendididikan di negara yang begitu kaya akan Bahasa dan kultur,” papar Faris.
Tahun ini terdapat 29 Mahasiswa asing penerima beasiswa, yang akan menempuh pendidikannya di UMY. Para mahasiswa ini juga diberikan fasilitas tempat tinggal selama setahun penuh di Asrama milik UMY. Tak hanya itu, perkembangan dan pencapaian mahasiswa ini juga akan dipantau guna keberlanjutan beasiswanya.
Salah satu mahasiswa asal Kongo yang telah lebih dulu menempuh studi di UMY sejak 2021, Chinyabuuma Bengibabuya Esther mengungkapkan testimoninya. “Saya sangat senang bisa berbaur dengan orang di sini. Saya juga belajar Bahasa Indonesia walaupun sedikit. Makanan di sini juga sangat menarik walaupun ini sangat berbeda dengan apa yang saya makan, dan yang saya suka orang orang di sini ramah walaupun kami tidak saling mengenal,” ucap Esther. (RM)