Berita

3 Mahasiswa HI UMY Raih Beasiswa Budaya Sias International University, China

Sebanyak 3 Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (HI UMY) meraih beasiswa program Belajar Bahasa, Budaya dan Sejarah China yang diadakan Sias International University di Xinzheng City, Henan, China. Mereka dijadwalkan mengikuti perkuliahan bersama puluhan mahasiswa Internasional dari berbagai negara di dunia terhitung 20 Februari mendatang.

Menurut Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) UMY, Tony K. Hariadi di Ruang KUI, Kampus Terpadu UMY  Jumat (24/2), keberangkatan Ahmad Rifky Setya Anugrah, Arina Fikriya dan Adya Satya Puspita merupakan keberangkatan kali kedua setelah sebelumnya 3 Mahasiswa UMY lain mengikuti program serupa Juni lalu “Ahmad dan Arina akan mengikuti program satu tahun, sedangkan Adya selama 6 bulan,” jelasnya.

Ketiga Mahasiswa tersebut menurut Tony, akan mengikuti serangkaian program intensif yang fokus di tiga aspek, yaitu bahasa, budaya, dan sejarah negara berpopoulasi terbesar di dunia itu. Tidak hanya belajar, mereka juga akan mempromosikan budaya Indonesia dengan menampilkannya di depan peserta lain. “Sebanyak 40 mahasiswa mengikuti seleksi administratif dan penampilan budaya Indonesia, 13 diantaranya lolos mengikuti seleksi lanjutan berupa wawancara dan terpilih tiga terbaik ini”, terangnya.

Salah satu penerima beasiswa, Ahmad Rifky Setya Anugrah menjelaskan, dari tiga fokus yang akan diberikan pada program tersebut, mereka akan mempelajari bahasa pada 6 bulan awal. Budaya dan Sejarah baru akan didapatkan mereka di 6 bulan selanjutnya. “Dengan fokus mempelajari bahasa terlebih dahulu, budaya dan sejarah akan lebih mudah dipelajari. Dengan begitu, jaringan dan wawasan internasional yang mempermudah kita meraih kesempatan mengembangkan kemampuan akan diperoleh sempurna” ucap Mahasiswa HI UMY angkatan 2010 ini.

Negara China menurut Rifky, saat ini telah menjadi negara terdepan dalam menyaingi Amerika Serikat dalam bidang perdagangan internasional. Hal ini menurutnya akan membuat bahasa China menjadi salah satu bahasa penting sebagai sarana komunikasi di dunia. “Itu mengapa China menjadi salah satu tujuan pendidikan utama saat ini. SDM yang mampu berkomunikasi dalam bahasa China dengan kemungkinan seperti ini akan lebih diprioritaskan nantinya.”

Pada akhirnya Rifky mengharapkan UMY terus menjadi universitas yang dapat memberikan kesempatan sebesar-besarnya bagi mahasiswanya untuk belajar di luar negeri. “Ilmu tidak hanya dapat diperoleh dari satu sumber. Banyaknya sumber ilmu akan membuat kita bisa melihat perspektif lain dari ilmu yang kita punyai. Kesempatan ke luar negeri akan menjadi kesempatan yang sangat berharga,” tandasnya. (Fariz)