Penyakit-penyakit tropis seperti malaria, tubercolosis dan demam berdarah saat ini bukan saja menjadi permasalahan bagi negara-negara tropis. Penyakit-penyakit tersebut sekarang telah menjadi isu global dan mendapat perhatian dari banyak negara lain. Salah satu bentuk perhatian tersebut adalah mengirim mahasiswa kedokteran terbaik mereka mengikuti International Tropical Medicine Summer School (ITMSS) yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada 11 Juli sampai dengan 01 Agustus 2011.
ITMSS merupakan program andalan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UMY dan telah memasuki tahun ke-7 penyelenggaraannya. UMY merupakan universitas pertama di Indonesia yang menyelenggarakan program seperti ini.
Menurut Irwansyah, ketua panitia penyelenggara, program ITMSS tahun ini diikuti sebanyak 30 mahasiswa internasional dari 7 negara seperti Inggris, Kanada, Belgia, Arab Saudi, Italia, Austria dan Belanda.
“Acara ini rutin diselenggarakan setiap tahun oleh Muhammadiyah Medical Student’s Activities (MMSA) yang mempunyai jaringan internasional melalui International Federation of Medical Students Asociation (IFMSA)” ungkap Irwansyah.
Masih menurut Irwansyah, kegiatan yang akan berlangsung selama tiga minggu ini akan diisi beragam kegiatan. “Kegiatan ini 70% berisi aktivitas edukasi seperti perkuliahan, aktivitas laboratorium dan kunjungan ke rumah sakit. Sedangkan sisanya berupa kegiatan non-edukasi berupa kegiatan sosial dan malam kebudayaan dari negara peserta. Materi perkuliahan akan diisi oleh beberapa pakar penyakit tropis dari UMY dan UGM” jelasnya.
Sementara itu, April Imam Prabowo, mewakili dekan FKIK UMY, berharap lewat acara ini, para peserta tidak hanya dapat mendalami tentang penyakit tropis tapi juga dapat pecerahan tentang keragaman budaya dan keindahan alam Indonesia.
Bersamaan dengan penyelenggaraan ITMSS, UMY juga menyelenggarakan International Dentist Summer School (IDSS) yang merupakan kuliah musim panas mahasiswa kedokteran gigi internasional. Kegiatan ini memasuki penyelenggaraan tahun kedua dan diikuti 13 orang dari 8 negara.