Sebanyak 33 mahasiswa asing mengikuti summer school yang diselenggarakan mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). 23 mahasiswa ikuti Internasional Tropical Medicine Summer School (ITMSS) 2010 yang diselenggarakan Program Studi Pendidikan Dokter dan 13 mahasiswa lainnya ikuti International Dental Summer School (IDSS) 2010 yang diselenggarakan Prodi Kedokteran Gigi.
Menurut Project Manager IDSS, Esti Riyanda, IDSS merupakan kegiatan summer school yang baru pertama kalinya diselenggarakan di Indonesia. Diikuti oleh 13 mahasiswa Kedokteran Gigi dari beberapa negara seperti Romania, Hongaria, Turki serta Inggris. “Kegiatan ini diselenggarakan selama sekitar tiga minggu. Mulai tanggal 15 Juli lalu hingga 5 Agustus mendatang,”urainya di Kampus Terpadu Kamis (29/7).
IDSS akan diisi dengan kegiatan yang bersifat educational maupun non educational program. “Educational program itu para peserta akan melakukan kuliah, tutorial, diskusi maupun mempelajari mengenai kasus-kasus kesehatan yang terjadi di Indonesia. Sedangkan non educational program misalnya kegiatan pengenalan budaya,”jelasnya.
Selain itu para peserta juga akan diajak untuk melakukan bakti sosial (baksos) seperti melakukan penyuluhan-penyuluhan di sekolah. “Para peserta juga diajak untuk melakukan baksos berupa pengobatan di daerah terpencil dengan peralatan sederhana. Karena di negara asal mereka, tidak pernah diadakan kegiatan baksos terlebih menggunakan peralatan seadanya.”ujarnya.
Sementara itu Project Manager ITMSS, Annisa Mutiara Insani menuturkan ITMSS yang diikuti 23 peserta dari negara Belanda, Kanada dan Estonia sudah memasuki penyelenggaraan yang ke enam kalinya. Dimana para peserta akan mempelajari penyakit tropis yang ada di Indonesia. “Misalnya Demam Berdarah atau DB, malaria serta penyakit tuberkulosis atau TBC,”paparnya.
Dijelaskan Annisa di negara asal para peserta, mereka mengenal penyakit tropis hanya melalui perkuliahan tetapi belum pernah menangani penyakit-penyakit tersebut. “Sehingga di sini mereka akan mengikuti serangkaian perkuliahan seperti misalnya mengenai penyebab penyakit tersebut, mengapa di Indonesia tingkat prevalensinya bisa tinggi, kemudian bagaimana penanganannya,”tuturnya.
Para peserta ITMSS akan diajak mengunjungi beberapa Rumah Sakit dan puskesmas khususnya yang sedang menangani pasien dengan penyakit DB, malaria serta TBC. “Terlebih di Indonesia ada penyediaan tempat khusus untuk penyakit TBC sedangkan di negara-negara asal para peserta belum ada tempat yang dikhususkan untuk satu jenis penyakit saja. Selain itu di RS maupun puskesmas tersebut para peserta dapat langsung mempraktikkan apa yang sudah didapat pada waktu kuliah. Mereka bisa memegang pasien, bertanya kepada pasien sehingga mereka akan lebih paham mengenai penyakit tropis ini,”katanya.
Selain kegiatan perkuliahan baik peserta IDSS maupun ITMSS juga akan mengikuti kegiatan pengenalan kebudayaan yang ada di Yogyakarta. “Mereka akan diajak ke Candi Borobudur, Tamansari, Benteng Vredeburg dan lainnya,”tambahnya.
Mereka berharap selain belajar para peserta juga akan mengenal budaya maupun tempat pariwisata yang ada di Yogyakarta. “Selain itu para peserta baik peserta ITMSS maupun IDSS juga mengikuti Internasional Expo yaitu kegiatan yang menjembatani perbedaan budaya masing-masing peserta. Mereka berasal dari negara yang berbeda-beda. Sehingga budayanya juga berbeda. Seperti halnya ketika baru sampai di Indonesia mereka kaget dengan bentuk kloset dimana mereka harus jongkok sedangkan yang mereka tahu yaitu model kloset duduk,”pungkas Annisa.