Tiga penyakit tropis mayor, seperti tuberculosis (TBC), malaria, dan demam berdarah, masih menjadi permasalahan serius di dunia. Penanganan holistik (menyeluruh dari sistem fisik, biologis, kimia, sosial, ekonomi, bahasa, dll) terhadap ketiga penyakit tropis tersebut, juga sangat dibutuhkan. Karena itulah, 40 mahasiswa kedokteran terbaik dari 18 negara diikutsertakan dalam program International Tropical Medicine Summer School (ITMSS) yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada 1 sampai 18 Juli 2013.
ITMSS yang sudah memasuki tahun ke-9 ini merupakan medical summer school pertama dan terbesar di Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari Kedokteran Tropis di Indonesia yang meliputi bidang akademik dan sosial budaya, serta global emerging disease yang memiliki dampak luas di bidang kesehatan, sosial, dan ekonomi.
Menurut Pinkky Vitalita Prasadhana, ketua panitia penyelenggara, program ITMSS tahun ini diikuti oleh 40 mahasiswa dari 18 negara seperti Ceko, Prancis, Belanda, Kanada, Jerman, Tunisia, Arab Saudi, Italia, Denmark, Malaysia, Slovenia, Ukraina, Brazil, Polandia, Finlandia, Bosnia, Meksiko, dan Bulgaria.
“Acara ITMSS 2013 ini bertema “Integrated and Organized Tropical Medicine in Urgency Accompolishing MDGs Poin 6 by 2015”. Karena acara ini juga bertujuan untuk mewujudkan Millenium Developmnet Goals (MDs) poin ke 6, yaitu Combat HIV/AIDS, malaria and other infectious diseases, dengan fokus pada poin eradikasi malaria dan penyakit tropis lainnya yang notabene adalah penyakit infeksius,” ungkap Pinkky.
Pinkky juga mengatakan, partisipasi ITMSS dalam mewujudkan MDGs poin 6 tersebut dilakukan dengan mengajak para peserta terjun langsung ke masyarakat. Hal ini dilakukan dalam upaya memberikan pemahaman dan mengeradikasi penyakit tropis di tengah masyarakat. “Sehingga nantinya peserta tidak hanya memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang penyakit tropis, tetapi juga termotivasi untuk mewujudkan poin ke 6 MDGs di negara mereka masing-masing,” ujarnya.
Kegiatan yang akan berlangsung selama 18 hari ini, menurut Pinkky, tidak hanya diisi dengan kegiatan yang bersifat edukasi, seperti kuliah, tutorial, focus grup discussion, skill lab, praktikum, dan diskusi panel mengenai TBC, malaria dan demam berdarah. “Peserta juga diberikan kegiatan yang sifatnya non-edukasi seperti, terjun langsung ke masyarakat, melihat secara langsung sistem kesehatan di Indonesia, dan melakukan kegiatan bakti sosial melalui kegiatan kunjungan ke desa, RSUD Panembahan Senopati Bantul, puskesmas Sedayu I, Gedongtengen, Kasihan II, dan BP4 (Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru) unit Minggiran dan Kota Gede Yogyakarta,” paparnya.
Pada acara ITMSS ini juga akan diadakan Seminar dan Workshop Nasional mengenai “Preventing and Controlling of Emerging Infectious Disease in Healthcare”, yang akan menghadirkan pembicara dari PERDALIN, Himpunan Perawat Pengendalian Infeksi Indonesia, dan Clinical Manager BD Indonesia.