Berita

40% penyebab kebakaran akibat hubungan arus pendek

Kebakaran tidak akan dihapus dari muka bumi karena api merupakan bagian dari kehidupan. Kebakaran dapat dicegah sekecil mungkin bila kita memahami penyebab kebakaran dan langkah tindak pencegahan. Untuk itu, masyarakat perlu memahami pengetahuan dasar bagi pencegahan, pemadaman, dan evakuasi apabila bencana kebakaran tidak terhindarkan.

Kebakaran tidak akan dihapus dari muka bumi karena api merupakan bagian dari kehidupan. Kebakaran dapat dicegah sekecil mungkin bila kita memahami penyebab kebakaran dan langkah tindak pencegahan. Untuk itu, masyarakat perlu memahami pengetahuan dasar bagi pencegahan, pemadaman, dan evakuasi apabila bencana kebakaran tidak terhindarkan.

Demikian disampaikan Kepala Kantor Penanggulangan Kebakaran, Bencana, dan Perlindungan Masyarakat Kota Yogyakarta, Drs. Sudarsono, MM., dalam Sosialisasi Pemahaman penanggulangan bahaya kebakaran bagi masyarakat, di Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jumat (30/4).

Menurutnya, banyak hal yang menyebabkan terjadinya bencana kebakaran, namun yang utama adalah terbatasnya keterangan dan pengetahuan masyarakat mengenai kebakaran. “Kebakaran dapat terjadi dimanapun, kapanpun pada siapapun. Untuk itu, masyarakat perlu memahami pengetahuan dasar bagi pencegahan, pemadaman, dan evakuasi jika terjadi kebakaran di lingkungan sekitarnya,” jelas Sudarsono.

Selain itu, Ia memaparkan kebakaran juga terjadi akibat kelalaian manusia. “Selama ini sekitar 40% penyebab kebakaran diakibatkan adanya hubungan arus pendek dan sisanya adalah karena unsur kesengajaan dan faktor alam,” paparnya.

Akibat kebakaran tersebut, masyarakat tak hanya menderita kerugian harta benda, namun juga korban jiwa termasuk kerugian dalam hal perekonomian sosial karena sektor usaha yang menciptakan lapangan kerja dan penghasilan juga dimungkinkan terganggu. Ditambahkan olehnya, pada tahun 2009 ada 49 kejadian kebakaran di kota Yogyakarta yang merugikan kurang lebih empat milyar rupiah.

Lebih lanjut, Ia menjelaskan kebakaran dapat terjadi pada benda yang mudah terbakar dan menimbulkan arang atau karbon (contoh : Kayu, kertas, karton/kardus, kain, kulit, plastik), benda cair dan gas yang mudah terbakar (contoh : bahan bakar, bensin, lilin, gemuk, minyak tanah, thinner), benda yang menghasilkan listrik atau yang mengandung unsur listrik, logam mudah terbakar (contoh : Sodium, lithium, radium).

Oleh karenanya, pencegahan kebakaran merupakan langkah yang paling efisien, efektif karena dilakukan sebelum kehadiran api kebakaran, sehingga kerugian harga benda dan jiwa dapat dihindari. “Namun Sarana Fire Protection yang tersedia dalam sebuah bangunan yang tersedia tidak akan menghasilkan sesuatu yang optimal  apabila hal ini tidak didukung operator yang terampil,” tambah Sudarsono.

Untuk memaksimalkan sarana fire protection tersebut, maka operator harus berlatih secara konsisten dan tepat sehingga mampu mengantisipasi dan menanggulangi kebakaran tersebut dengan baik.