Kontes Robot Indonesia (KRI) 2018 tingkat nasional kembali diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) yang akan digelar pada bulan Juli mendatang di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Pada gelaran KRI 2018 kali ini, 5 macam robot akan bertemu dan saling beradu menunjukkan kemampuannya.
Kelima macam robot tersebut akan tergabung dalam lima divisi yang berbeda, yakni Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI), Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI), Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Humanoid, Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Beroda, dan Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI). Sama seperti gelaran KRI sebelumya yang selalu memiliki tema berbeda tiap tahunnya, kompetisi KRI ini pun memiliki perbedaan dalam teknis lomba dan penilaiaan tiap divisinya.
Sri Atmaja P. Rosyidi, ST., MSc.Eng., Ph.D., PE ketua panitia KRI 2018 mengatakan terdapat 5 kategori perlombaan yang memiliki tema yang berbeda – beda. “KRI 2018 memiliki 5 kategori perlombaan yaitu KRAI, KRPAI, KRSBI Beroda, KRSBI Humanoid dan KRSTI. Selain itu, setiap kategori perlombaan memiliki tema,” ujarnya saat ditemui seusai rapat persiapan KRI Nasional 2018, Sabtu (2/6).
Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI) memiliki tema yang cukup unik, yaitu “Lempar Bola Berkah”. Tema ini mengadaptasi dari tema kompetisi ABU Robocon tingkat Internasional yang akan di selenggarakan di Ninh-Binh, Vietnam bulan Agustus tahun 2018 mendatang. Juara dari KRAI 2018 akan menjadi wakil Indonesia untuk terbang ke Vietnam. Sementara itu, pada Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) 2018 mengusung tema “Robot Pemadam Api Berkaki”, sesuai dengan tema yan telah ditentukan oleh Penyelenggara Trinity College International Robot Contest (TCIRC).
“Kemudian tema yang diangkat untuk kategori KRSBI Beroda ialah “Sepak Bola Robot Menuju Liga Sepakbola Robot Tahun 2050”. Sedangkan untuk KRSBI Humanoid mengusung tema “Liga Sepakbola Robot Humanoid menuju tahun 2050”. Sama seperti gelaran KRI sebelumnya, perpaduan antara teknologi dan kearifan lokal Indonesia juga dihadirkan dalam bentuk Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI). KRSTI 2018 mengangkat tema “Robot Penari Remo” yang merupakan tarian khas Kabupaten Jombang, Jawa Timur,” jelas Sri Atmaja lagi.
Sri juga memaparkan bahwa pada masing-masing pertandingan, ada teknis pelaksanaan yang berbeda-beda. Seperti KRAI yang menggunakan dua robot, terdiri dari manual dan otomatis. “Jadi sistem pertandingan KRAI berupa robot manual yang dikendalikan oleh manusia untuk menyerahkan bola emas kepada robot otomatis. Kemudian robot otomatis itu akan melempar bola ke tiga cincin yang terpasang pada tiang. Robot yang berhasil memasukkan bola akan mendapatkan poin. Pemenang ditentukan oleh perolehan poin terbanyak, akan tetapi apabila salah satu peserta berhasil memasukkan bola di cincin dan kemudian mendarat di “Rong Bay” maka akan langsung dinyatakan sebagai pemenang,” paparnya.
Pada kategori KRPAI, robot yang digunakan adalah robot otomatis yang bergerak mencari api untuk dipadamkan. Pemenang dari kategori ini ialah robot yang berhasih memadamkan api tercepat. Robot berkaki ini juga harus menghindari sebuah robot kucing yang diletakkan sebagai rintangan. Apabila robot pemadam menyentuh boneka akan dikenai pinalti dan jika boneka itu dilewati, maka robot akan didiskualifikasi.
“Kategori KRSBI Humanoid dan Beroda memiliki perbedaan dalam bentuk robot. KRSBI Beroda menggunakan robot berbentuk persegi dan memiliki roda, sedangkan KRSBI Humanoid menggunakan robot berbentuk manusia. Letak perbedaan lainnya dari durasi waktu pertandingan, KRSBI Humanoid memiliki durasi waktu 2X5 menit, sedangkan untuk durasi KRSBI Beroda adalah 2X15 menit. Teknis pertandingan pun hampir sama, masing – masing tim menggunakan dua robot yang bergerak secara otomatis. Tim yang paling banyak memasukkan bola ke gawang lawan akan dinyatakan sebagai pemenang,” tutur Sri lagi.
Sementara untuk robot yang akan digunakan pada Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI) berjumlah 2 buah dengan tipe otomatis. “Kedua robot itu nantinya akan menari mengikuti alunan musik selama 3 menit, yang diputar menggunakan sensor pendeteksi bunyi yang ditanamakan di dalam mesin. Robot yang berhasil mengikuti irama dengan baik tanpa terkendala yang akan keluar sebagai pemenang,” tutup Sri yang juga Direktur Pascasarjana UMY ini lagi. (ak)