Masih rendahnya prioritas masyarakat dalam memperhatikan kesehatan, terutama kesehatan gigi menjadikan masyarakat hanya datang setelah mengalami gejala atau keluhan. Tidak kurang 61% dari seluruh penduduk Indonesia mengeluhkan sakit gigi.
Demikian disampaikan Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan-Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (RSGMP-UMY), drg. Iwan Dewanto, di sela-sela pemeriksaan gigi gratis di Asri Medical Center, Selasa (13/7).
Menurutnya,pemeriksaan gigi tersebut dimaksudkan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya kesehatan gigi dan tidak takut ke dokter gigi. “Selama ini sebagian masyarakat lupa atau bahkan kurang memperdulikan kesehatan. Mereka baru datang ke dokter berdasarkan gejala atau ketika ada keluhan. Hal ini terjadi karena kesehatan masih dianggap sebagai low priority bagi sebagian masyarakat,” jelas Iwan.
Peran serta dokter gigi dalam meningkatkan kesehatan gigi masyarakat itulah, diharap Iwan, dapat menyadarkan masyarakat akan pentingnya kesehatan gigi. Idealnya masyarakat perlu berkonsultasi dengan dokter dan memeriksakan kesehatan setiap enam bulan sekali.
Dalam pemeriksaan gigi yang bekerjasama dengan Unilever, Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOGI), dan RSGMP, pelayanan dibuka dari pukul 08.00- 15.00 WIB dengan melayani cabut dan tambal gigi sederhana, serta scaling atau pembersihan karang gigi. Total dokter yang menangani pemeriksaan ini sekitar 70 dokter. Diperkirakan 1.500 pasien akan mengikuti pemeriksaan yang dilayani sejak 12 Juli hingga 14 Juli mendatang ini.
Koordinator Periksa Gigi Gratis RSGMP Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) drg. Laelia Dwi Angraini, SpKGA menambahkan, anak-anak yang giginya tidak bagus atau terkena rampan karies jika akan menyebabkan asupan gizi yang mereka terima berkurang. “Jika gigi sakit akan menyebabkan gigi tidak bisa mengunyah makanan akibatnya makanan akan langsung ditelan hal ini akan mempersulit kerja lambung bisa jadi lambung akan kena. Jika lambung kena bisa jadi menimbulkan sembelit. Rongga mulut merupakan alat pencernaan yang pertama dan tempat tumbuhnya bakteri pula,” terangnya.
Ia juga mencontohkan sebuah kasus dimana dokter anak maupun dokter penyakit dalam seringkali memberikan rujukan kepada pasiennya untuk memerikasakan giginya terlebih dahulu. “Pernah ada kasus seorang anak mengalami panas yang tidak kunjung sembuh meskipun sudah diberikan obat bahkan antibiotik. Sampai pada akhirnya dokter anak tersebut menyarankan untuk memeriksakan gigi anak tersebut yang ternyata banyak rusak. Kemudian gigi anak tersebut dirawat dan ternyata hal tersebut berpengaruh pada kesembuhan anak tersebut karena panas anak itu kemudian sembuh. Jadi, kesehatan gigi jelas sangat penting bagi kesehatan tubuh, ” jelasnya.