Pelaksanaan Student Fair UMY 2014 secara resmi ditutup, setelah acara ini diselenggarakan selama tiga hari, Rabu hingga Jum’at (10-12/9) yang lalu. Sebanyak empat puluh satu Unit Kegiatan Mahasiswa dan Organisasi mahasiswa turut melakukan rekrutmen bagi mahasiswa baru UMY pada ajang tersebut. Ajang tersebut juga merupakan salah satu bentuk sambutan kepada mahasiswa baru, diharapkan para mahasiswa baru UMY dapat menemukan kegiatan yang pas untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan UMY, Sri Atmaja P. Rosyidi, ST., MSc.Eng., Ph.D., PE berpesan kepada seluruh mahasiswa baru agar mampu melanjutkan berbagai prestasi yang telah diraih UMY sebelumnya. Ia juga mengajak segenap mahasiswa untuk tidak ragu-ragu menunjukkan prestasinya dengan mengambangkan potesni yang dimilikinya melalui berbagai UKM yang ada di UMY. “Mari perlihatkan prestasi yang kita miliki. Kita harus mampu menunjukkan kepada siapa saja bahwa kita (UMY) bisa,” ungkap Sri saat menutup acara tersebut, Jum’at (13/9) malam di Lapangan Bintang UMY.
Mahasiswa UMY yang baru saja meraih prestasi membanggakan dengan menjadi PTS nomor 1 dalam ajang PIMNAS 26 di Semarang dan menaklukan puncak Elbrus di Eropa, lanjut Sri, merupakan bukti bahwa mahasiswa UMY memiliki potensi yang mampu bersaing. Potensi tersebut haruslah di landasi dengan keimanan dan nilai-nilai Islam. Dengan potensi dan keimanan diharapkan mahasiswa UMY dapat menjadi intelektual muda yang dapat menjadi pencerah di mana pun ia berada. “Kita punya potensi. Jaga keimanan dan nilai-nilai Islam sebagai dasar fundamendal kita. Jadilah intelektual muda, sebagai pencerah sebagaimana Muhammadiyah,” katanya mengingatkan.
Sementara itu Ahmad Nizar selaku ketua panitia menjelaskan, acara student fair bertajuk “Yang Muda Yang Berkarya Dari Indonesia Untuk Dunia” tersebut sengaja digelar untuk mengingatkan mahasiswa baru akan pentingnya berproses dan berorganisasi melalui berbagai UKM yang ada di kampus.
Untuk menarik minat mahasiswa baru pihaknya sengaja mengangkat konsep yang unik dengan mendatangkan angkringan, kemudian membagikan dua ribu bungkus nasi kucing secara gratis kepada siapa saja yang datang. Angkringan dipilih agar maba yang tidak sedikit berasal dari luar Jawa mengenal gerobak kaki lima yang mudah ditemui di sudut-sudut Kota Pelajar. Nampaknya hal tersebut memang menjadi magnet tersendiri bagi para mahasiswa baru, pasalnya angkringan yang disiapkan panitia ramai diserbu pengunjung. Saking ramainya penjual angkringan cukup kerepotan menangani para maba yang menyerbu gerobaknya.
Selain angkringan, panitia juga menghadirkan hiburan berupa live music, pantomime hingga photo booth yang selalu ramai didatangi pengunjung untuk foto bersama. “Ini untuk menarik animo maba dengan ciri khas Yogyakarta. Ketika kembali ke kampung ada yang dikenang dari Yogyakarta,” sambung Nizar.