Di era digital dewasa kini, situasi politik sangat dipengaruhi oleh peran media, baik media televisi, media cetak maupun media sosial. Sebagaimana situasi pemilihan presiden 2014 yang jauh berbeda dengan situasi politik di era pemilihan 2004 dan 2009. Pada 2004 dan 2009 partisipasi politik dari media sosial belum mendominasi seperti saat ini, selain itu juga pemuda yang menjadi netizen media sosial sebagian besar juga ikut berperan dalam situasi politik kali ini.
Pada pemilihan 2014 partisipasi pemuda dalam politik tidak hanya mencoblos pilihannya, akan tetapi juga menjadi bahan pembicaraan di media sosial dan orang sekitarnya. Pemuda pada masa pemilihan presiden ke 7 ini menjadi ingin tahu perkembangan politik. Inilah yang disampaikan oleh Presenter Sepak Bola Stasiun Televisi Swasta RCTI Gustav Aulia dalam Talkshow “Media dan Partisipasi Politik Anak Muda” yang diselenggarakan oleh Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi (KOMAKOM) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang bertempatan di Ruang Sidang AR. Fachruddin B lantai 5 UMY. Senin (20/10)
Gustav juga menjelaskan bahwa patisipasi politik anak muda dimasa kini lebih terbuka dan lebih dipengaruhi oleh media sosial yang mereka gunakan. Anak-anak muda sebagian besar, disadari maupun tidak sudah membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan politik sehingga membuat mereka ingin mengetahui perkembangan politik terkini.
“Di tahun 2014 ini pemuda menjadi ingin tahu perkembangan politik, misalnya ketika mereka membicarakan masa lalu tokoh-tokoh politik. Ada tokoh politik yang pernah menjadi tukang mebel, ada tokoh politik yang pernah dipecat dan sebagainya. Inilah partisipasi politik anak muda dimasa kini, mereka sudah mulai melihat tokoh politik secara detail dan mendalam,” ujar mantan news anchor Seputar Indonesia ini.
Berbeda dengan Gustav, news anchor Stasiun Televisi Swasta TV ONE Dewi Budianti mengungkapkan bahwa anak muda sebagai pengguna internet dan juga pengguna terbanyak mempunyai kecenderungan menyebarkan pengaruhnya ke sesama pengguna media sosial dalam partisipasi politiknya.
“Anak muda sebagai netizen yang paling banyak mempunyai kecenderungan memberikan pengaruh ke sesama pengguna media sosial dalam partisipasi politiknya. Jika di media televisi pada tahun 2014 partisipasi politik dari media tersebut sangat terlihat, hal inilah yang juga ikut mempengaruhi politik anak muda di masa kini. Partisipasi dan peran anak muda dalam perkembangan politik saat ini bisa terlihat dari media sosial,” jelas alumni Ilmu Komunikasi UMY 2003 ini.
Dewi juga menambahkan bahwa semua pihak saling berkaitan dalam partisipasi politik. Selain peran masyarakat, media juga mempunyai peran dalam politik di masa kini. Sehingga menurut hemat Dewi, positif dan negatifnya pengaruh politik kepada masyarakat tidak bisa hanya menyalahkan satu pihak. “Karena di era keterbukaan seperti sekarang ini semua pihak bisa mempengaruhi nyaris tanpa batas,” imbuhnya.
Selain menyampaikan peran pemuda dalam partisipasi politik, Gustav dan Dewi juga menyampaikan pengalaman mereka mejadi jurnalis setelah lulus kuliah hingga menjadi presenter dan news anchor di stasiun televisi swasta terkenal seperti RCTI dan TV ONE. (Shidqi)