Pascasarjana yang berdiri di setiap universitas bukan berdiri tanpa tujuan. Di tempat inilah sebenarnya kedinamisan dan kematangan mahasiswa ditempa dan dididik agar menjadi orang yang lebih tangguh dan sigap dalam bertindak dan mengambil keputusan. Bahkan kesuksesan seorang alumni pascasarjana juga bisa menjadi salah satu kunci dari kemajuan suatu bangsa.
Wakil Presiden Republik Indonesia, H.M Jusuf Kalla menyampaikan pesan saat meresmikan Gedung Pascasarjana-Jusuf Kalla School of Government (JKSG) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Sabtu (7/3) bahwa tanpa adanya pascasarjana, maka sarjana itu tidak akan bisa bergerak dinamis. Demikian pula dengan ilmu yang mereka miliki, sebab ilmu dan dunia itu selalu berjalan secara dinamis. “Pascasarjana itu menjadi tempat bagi sarjana untuk mendinamiskan kematangan berpikir, kematangan ilmiah, dan kematangan riset. Itulah yang harus dilakukan di program pascasarjana dimana pun,” ujarnya.
Karena itu, Jusuf Kalla berharap, agar dengan diresmikannya gedung baru Pascasarjana UMY ini, pascasarjana UMY bisa terus berkembang. Apalagi dalam pascasarjana UMY ini juga ada program unggulan yakni Jusuf Kalla School of Government (JKSG), yang tidak lain merupakan program yang didirikan oleh UMY sebagai penghargaan terhadap dedikasi Jusuf Kalla atas upayanya untuk meningkatkan sistem pemerintahan Indonesia serta terinspirasi oleh visinya dalam pembangunan, kepemimpinan, dan resolusi konflik. “Jadi saya ucapkan terima kasih karena telah mengembangkan JKSG ini. Ini menjadi tanggung jawab moril saya, dan sekaligus menjadi bahan pemikiran yang penting, khususnya dalam masalah pemerintahan di negeri ini,” ungkapnya.
Wapres JK juga berharap agar pascasarjana dan JK School of Government tersebut dapat menjadi sarana bagi kemajuan bangsa Indonesia ke depan. Sebab tentunya, menurut JK semua orang punya harapan bahwa untuk kemajuan suatu negara itu bergantung pada kualitas masyarakat dan generasi mudanya. “Karena itu, peningkatan pendidikan menjadi suatu hal yang sangat penting. Belajar dari kemajuan banyak negara, banyak negara maju karena kekayaannya, ada juga yang maju karena penerusnya. Tapi, ada juga negara yang tidak maju. Namun yang jelas, semua negara maju itu adalah negara yang penuh semangat dan penuh dengan ilmu. Karena dua hal itulah (semangat dan ilmu-red) yang menjadi kunci dari kemajuan suatu negara,” paparnya.
Hal senada juga disampaikan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengkubuwono X, adanya pascasarjana terlebih JK School of Government itu diharapkan dapat melahirkan aparat birokrasi yang bisa mengamalkan clear government (pemerintahan yang bersih) dan good government (pemerintahan yang baik) yang otentik dan bukan hanya sekadar wacana belaka. Alumni pascasarjana dan JKSG juga diharapkan mampu memadukan pemikiran Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah dan juga pemikiran Jusuf Kalla. Jika KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, pernah berpesan “Jadilah santri yang berkemajuan’ maka program ini harus bisa melahirkan lulusan yang mumpuni dan berkarakter,” tuturnya. Serta mengamalkan pemikiran Jusuf Kalla yang harus lebih cepat dan lebih baik, dalam setiap menghadapi persoalan atau masalah dan tantangan,” ungkap Gubernur DIY ini.
Sri Sultan HB X pun mengutip perkataan Mahatma Gandhi yang mengatakan, jangan ada pendidikan yang tidak berkarakter. Sebab akhir dari pendidikan itu sebenarnya melahirkan manusia-manusia yang memiliki karakter dan beradab. “Jadi kita harus berani melawan tren masa kini yang saling memakan manusia. Memang, dunia pendidikan itu besar untuk pengetahuan. Tapi kita juga tidak boleh lupa dengan pendidikan moral dan adab. Bukankah akhir dari pendidikan itu adalah melahirkan manusia yang beradab. Karena itu setiap lembaga pendidikan juga harus tetap mengajarkan karakter dan adab,” ujarnya.
Peresmian Gedung Pascasarjana-Jusuf Kalla School of Government (JKSG) UMY ini juga dihadiri oleh tokoh nasional seperi Dr. Malik Fajar dan Prof. Syafi’i Ma’arif, serta pimpinan Muhammadiyah dan Aisyiyah Daerah se-Yogyakarta, perwakilan SKPD 1 dan SKPD perwakilan universitas-universitas, perwakilan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), dan perwakilan lembaga mahasiswa dan civitas akademik UMY.