Kesadaran masyarakat kita terhadap kebersihan lingkungan sekitar pantai masih sangatlah rendah. Hal ini terbukti dengan banyaknya sampah yang berserakan yang dibuang sembarangan di sepanjang pesisir pantai Sundak, Gunung Kidul. Oleh karena itu, guna menggerakkan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan di sekitar pantai Sundak, IPOLS (International Program Fro Law and Sharia) UMY mengadakan Bakti Lingkungan di sepanjang pesisir pantai Sundak pada Sabtu (12/9).
Kegiatan dengan tema “Save the Environment, Care the Community” ini merupakan kegiatan penutup dari rangkaian acara The New Spirit of IPOLS 2015 yang diikuti oleh seluruh mahasiswa baru IPOLS 2015. Nasrullah,S.H.,S.Ag.,MCL memaparkan, para 60 mahasiswa baru IPOLS diajak untuk lebih sadar pada lingkungan secara langsung dan mengaplikasikan teori dan ilmu yang telah mereka dapatkan selama lima hari pembekalan secara lisan di IPOLS. “Para mahasiswa dibentuk berkelompok dengan masing-masing kelompok terdiri atas tiga orang dan dibekali dengan peralatan bersih-bersih untuk kemudian memungut sampah yang ada di sepanjang pesisir pantai Sundak,” terangnya.
Nasrullah mengaku kegiatan yang mereka lakukan ini mendapat respon positif dari masyarakat sekitar. Masyarakat sempat terheran-heran melihat banyaknya mahasiswa yang rela pergi jauh-jauh dari kawasan perkotaan menuju ke kawasan pantai di Gunung Kidul hanya untuk membersihkan pantai. “Kegiatan ini memang ditujukan untuk kampanye lingkungan. Harapannya masyarakat sekitar pantai dapat lebih aktif menjaga pantainya. Selain itu juga harapannya untuk memberikan edukasi kepada para pengunjung supaya tidak membuang sampah sembarangam. Terutama sampah yang susah untuk didaur ulang,” tambahnya.
Kegiatan yang dimulai sejak pukul 11.00 WIB ini tidak hanya berakhir di pinggir pantai Sundak saja. Para mahasiswa dan beberapa dosen yang juga ikut hadir kemudian diajak ke Pedukuhan Pulegundes, Desa Sidoarjo, Kecamatan Tepus, Gunung Kidul untuk mengadakan kegiatan Bakti Sosial. “Pihak panitia sudah bekerja sama dengan kepala dusun untuk menghadirkan warga yang tidak mampu ke balai padukuhan Pulegundes untuk diberikan santunan,” tambah Direktur IPOLS FH UMY ini. Ia menyebutkan bahwa bakti sosial yang diadakan IPOLS UMY ini lain dari Bakti Sosial yang biasa diselenggarakan. Perbedaan terletak pada penyerahan bantuan yang biasanya hanya dilakukan secara simbolis, namun ini diserahkan langsung oleh 60 mahasiswa baru dan beberapa panitia kepada penerima santunan.
“Dengan mahasiswa baru turut terjun langsung, mahasiswa menjadi lebih tahu permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dan mereka dapat mendengarkan langsung keluh kesah masyarakat. Meskipun para mahasiswa belum dapat membantu banyak dalam menyelesaikan masalah, namun dengan mendengarkan langsung mereka juga dapat belajar berfikir untuk penyelesaian masalah dan ini juga akan berguna untuk modal mereka menjadi pemimpin di masa depan,” ujarnya. Bantuan yang diberikan berasal dari sumbangan mahasiswa baru, berupa bahan-bahan pokok. (Deansa)