Berita

SAC UMY Dorong Mahasiswa Temukan Potensi Diri

IMG_1499Setiap mahasiswa selalu dituntut agar menjadi sosok yang memiliki prestasi dan menjadi panutan bagi orang lain di masa depan. Tuntutan inilah yang terkadang membawa tekanan tersendiri di dalam diri mahasiswa. Terutama ketika mereka mulai memasuki dunia perkuliahan. Banyaknya cabang ilmu yang dapat didalami oleh mahasiswa terkadang membuat mereka merasa kebingungan untuk membuka pintu potensi yang dimiliki.

Oleh karena itulah Self Access Center (SAC) UMY menyelenggarakan SAC Talks dengan tema “The Passion Starts Here” pada Selasa (8/12). Dalam SAC Talks  ini hadir 6 orang pembicara, yang 5 diantaranya merupakan civitas UMY, dengan segenap prestasi pada bidang-bidang seperti kewirausahaan, penyiar, investasi saham, pendiri kampung cyber, peraih beasiswa LPDP, dan urban farming. Kepala SAC, Lanoke Intan Paradita menyampaikan bahwa diadakannya SAC Talks ini agar mahasiswa menjadi lebih yakin dengan passion yang dimiliki dan dapat dikembangkan menjadi segenap prestasi sehingga mereka dapat lebih bermanfaat bagi masyarakat.

Pembicara pertama adalah Hadyan Azka, mahasiswa jurusan Akutansi UMY yang telah menjadi seorang wirausahawan bahkan saat ia belum menamatkan bangku sarjana. Produk yang ia hasilkan merupakan hasil daur ulang sampah bekas. Ia menyampaikan bahwa awalnya ia memiliki ide untuk memanfaatkan lingkungan dengan baik dan bijak. “Indonesia memiliki produksi sampah plastik 5,4 juta ton pertahun. Sampah-sampah ini selalu dibuang ke laut setiap tahunnya. Kita seharusnya dapat mengurangi jumlah ini dan justru memanfaatkannya. Kalau kita menyelamatkan alam, maka alam pula akan menyelamatkan kita dari hal-hal buruk,” terang Hadyan.

Hadyan Azka sendiri mendapatkan modal usaha dari program Student Enterpreneurship and Bussiness Incubator (SEBI) UMY senilai 36 juta rupiah sebagai hadiah atas proposal yang diajukann bersama kelompoknya. Hadyan mengungkapkan bahwa usaha yang dimilikinya berawal dari nol bahkan dengan perjuangan yang keras. Ia memotivasi para peserta seminar untuk tidak mudah menyerah dalam setiap usaha yang dilakukan. Hadyan juga membuktikan kesuksesan usahanya dengan mengungkapkan bahwa profit dari usaha yang dimilikinya itu dapat membiayai perkuliahannya.

Antonius Sasongko Wahyu Kusumo yang merupakan perintis kampung Cyber di RT 36 Kelurahan Patehan, Tamansari, Jogjakarta juga hadir sebagai salah satu narasumber. Ia menjelaskan tentang Kampung Cyber dan usaha awalnya untuk membangun kampung Cyber di RT 36. Antonius mengungkapkan banyak kendala yang ia alami saat awal mula mensosialisasikan niatnya kepada masyarakat, terutama faktor biaya. Namun setelah usaha dan kerja keras, kampung Cyber kini sudah dikenal oleh masyarakat luas bahkan internasional. “Kunci utama dari setiap usaha adalah konsisten. Jaga selalu supaya usaha kita tidak pernah surut. Ini yang memang susah. Tetapi percaya bahwa setiap kita merasa menghadapi jalan buntu, akan selalu ada jalan,” jelas Antonius.

Selain itu hadir pula sebagai presenter, Masyitoh Anisa Ramadhani, alumnus Ilmu Hubungan Internasional UMY yang mendapatkan beasiswa LPDP untuk program Master di University of Birmingham. Ia menyampaikan bagaimana perjuangannya saat berusaha mendapatkan beasiswa LPDP. Ia juga menyampaikan bahwa dirinya juga pernah mengalami kebingungan menemukan passion. “Jangan pernah merasa bingung. Memang ada kalanya kita butuh untuk berhenti sejenak untuk kemudian memastikan langkah tepat yang akan kita ambil,” jelasnya.

SAC TAlks yang diselenggarakan di Mini Teather Gedung Perpustakaan lantai 4 Kampus Terpadu UMY ini diikuti oleh puluhan mahasiswa yang sangat antusias. Lanoke Intan Paradita menyampaikan harapannya mahasiswa dapat termotivasi dengan prestasi yang dimiliki oleh para narasumber dan kemudian menemukan passion masing-masing serta bisa menorehkannya dalam segenap prestasi. Sehingga ke depannya mahasiswa-mahasiswa UMY juga dapat menyumbangkan prestasi untuk kemajuan Indonesia.