Berita

“Nilep” Sebuah Film Pendek Karya Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY Raih Penghargaan di ACFFest

IMG-20150930-WA00151Prestasi membanggakan kembali diraih oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dalam ajang kompetisi Anti Corruption Film Festival (ACFFest) yang diselenggarakan oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) di Bandung pada Kamis (10/12). Dalam kompetisi tersebut, karya film dengan judul “Nilep” yang disutradarai oleh Wahyu Agung Prasetyo, mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY angkatan 2011 berhasil meraih dua penghargaan sekaligus, yaitu Film Fiksi Pendek Pelajar Terbaik dan Film Favorit Pilihan Dewan Juri.

Dalam kompetisi tersebut terdapat beberapa kategori perlombaan, yang terdiri dari Kompetisi Film Pendek Fiksi, Kompetisi Film Dokumenter Pendek, Kompetisi Film Animasi Pendek, Kompetisi Video Layanan Masyarakat, dan juga Kompetisi Video Jurnalisme Warga (Citizen Journalism). Tujuan terselenggaranya kompetisi tersebut, merupakan wujud nyata dari tindakan pencegahan KPK terkait tingkat korupsi di masyarakat, dengan mengusung konsep mengantisipasi praktek korupsi yang dimulai dari kalangan anak muda, dengan cara yang fun, kreatif, dan dinamis, sehingga selaras dengan jiwa anak muda. Hal tersebut diungkapkan Wahyu, ketika dihubungi pada Jumat (11/12).

Nilep” sendiri merupakan sebuah film pendek yang menceritakan tentang sekumpulan anak-anak yang sedang berdebat, karena salah satu dari mereka ketahuan telah mencuri mainan. Hingga kemudian situasi berubah menjadi saling menyudutkan anak yang mencuri, dan saling menyalahkan, yang pada akhirnya anak yang mencuri mainan tersebut mengembalikan mainan yang dicurinya kepada penjual, dengan memanfaatkan jasa pengiriman pos. “Ide cerita yang kami ambil di sini yaitu ingin menggambarkan kepolosan anak-anak dalam berperilaku, namun dibalik kepolosan dan kenakalan anak-anak tersebut, masih ada sisi positif yang dapat diambil dari mereka, yaitu tentang kejujuran dan bertanggung jawab,” ungkapnya.

Film yang dibuat selama kurang lebih satu bulan tersebut, beranggotakan Ludy Oji, Elena Rosmeisara, Sarah Dwi Putri, Adska Dora, Fauzan Ridwan, Dela Amanda, Rizki Pratama, Egha M Harismina, dan Prasida Yogi. Dari kompetisi tersebut Film “Nilep” berhasil menyisihkan 513 film lainnya yang terdiri dari berbagai kategori. “Alhamdulillah film kami benar-benar mendapatkan apresiasi oleh dewan juri dan juga penonton yang turut hadir, dan kami berhasil menyisihkan 4 film lainnya yang masuk nominasi ke dalam kategori yang sama, yaitu film dengan judul Ping Pong (Universitas Multimedia Nusantara, Tanggerang), Sumbangan Dablongan (Sabuk Cinema Ekskul Sinematografi SMA Bukateta, Purbalingga), Takut Denda (Meditatif Film, Makasar), dan juga Pisang Molen ( Komunitas Film Milik Kita, Semarang),” ungkap Wahyu.

Hingga saat ini Wahyu dan kawan-kawan telah memproduksi 2 film yang kesemuanya meraih banyak pengahargaan. Film pertama mereka “Mak Cempluk” meraih Nominasi Film pendek terbaik Pekan Film Yogyakarta 2014, Best Picture Winner Algorythem UGM 2014, Official Selection Psychofest 2014, Out of Competition XXI Short Film Festival 2015, Official Selection Malang Film Festival 2015, Ide Cerita Terbaik Festival Film Indie Lampung 2015, Film Terbaik Kategori Komedi di Festival Taman Film Bandung, Nominasi Film Fiksi Anak Apresiasi Film Indonesia dari Kemendikbud dan Film Terbaik dan Sutradara terbaik dalam Tebas Award (The Best Annual Multimedia Show). Sedangkan film kedua mereka berjulul “Nilep” meraih perhargaan sebagai Film Terfavorit dalam ajang Festival Film Moviestival, yang diselenggarakan oleh PT Pos Indonesia di Bandung pada bulan September lalu. (Adam)