Berita

Tawarkan Ide Saku Difabel, Mahasiswa Ilmu Ekonomi UMY Raih Juara III Kompetisi Inklusi Keuangan

1450775157581Tiga mahasiswa Ilmu Ekonomi UMY berhasil menjadi Juara III dalam Kompetisi Inklusi Keuangan (KOINKU) 2015 pada kategori Akademisi yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ketiga mahasiswa tersebut antara lain M.Rizal Abdurrahman, Prasetyo Ardi N dan Ecky Imamul M. yang juga merupakan anggota dari kelompok mahasiswa Ekonomi di UMY, GESFID (Group of Economics Students for Future Indonesia Development).

Dalam KOINKU sendiri terdapat tiga kategori yakni Akademisi yang diperuntukkan mahasiswa D3, S1, S2 dan S3, kategori umum dan kategori Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK). KOINKU sendiri berupa kompetisi call for paper yang dibuka sejak awal November untuk kemudian diseleksi oleh para juri dan dipilih 11 presenter dari seluruhan kategori. Kesebelas presenter kemudian diundang ke Jakarta untuk presentasi di gedung OJK.

“Dari sebelas presenter tersebut, 5 kelompok berasal dari kategori akademisi yang merupakan mahasiswa dari UI, ITS, UMY, UGM dan IPB. Dan UMY merupakan satu-satunya Universitas Swasta yang berhasil masuk di final,” jelas Prasetyo, saat ditemui pada Selasa (29/12) di BHP UMY. Menurut Prasetyo, presentasi tersebut diadakan pada 17 dan 18 Desember lalu dengan batasan waktu 15 menit untuk masing-masing kelompok.

Prasetyo mengungkapkan bahwa judul presentasi mereka adalah ‘Saku Difabel’ yang merupakan kepanjangan dari Sahabat Inklusi Keuangan untuk kalangan Difabel. Selaku ketua kelompok, Rizal menambahkan bahwa Saku Difabel merupakan kegiatan pendampingan untuk kalangan difabel dan juga edukasi terkait jasa keuangan.

“Inklusi itu diperuntukkan bagi semua kalangan. Sedangkan kami melihat kalangan Difabel masih kurang diperhatikan oleh pemerintah terutama dalam hal edukasi jasa keuangan,” ungkap Rizal. Mahasiswa angkatan 2013 tersebut menambahkan tidak adanya difabel akses yang tersedia dalam layanan dan produk keuangan menimbulkan keprihatinan dan butuh untuk lebih diperhatikan.

Presentasi tim GESFID ini juga menerangkan terkait adanya agent yang melakukan pendampingan dan edukasi untuk para kaum difabel. Agent-agent tersebut yang akan dapat membantu kalangan difabel untuk mengenal lebih jauh produk dan layanan keuangan yang ada di Indonesia. “Harapannya agent-agent tersebut dapat berkontribusi membantu dan juga berfungsi sebagai jembatan bagi para difabel,” terang Prasetyo.

Dengan mempresentasikan Saku Difabel tersebut, pada Selasa (22/12) Tim GESFID kembali diundang ke Jakarta untuk menghadiri acara penganugerahan juara. Tim GESFID berhasil memperoleh juara III untuk kategori akademisi, dengan juara I diraih oleh mahasiswa ITS dan juara II oleh mahasiswa UI. Selain mendapatkan tropi penghargaan, ketiga mahasiswa Ilmu Ekonomi ini juga mendapatkan uang pembinaan dari OJK.

“Dengan ikut lomba ini kami bisa mengaplikasikan teori yang kami dapatkan di dalam kelas. Selain itu kami juga ingin memberikan kontribusi berupa ide kepada pemerintah Indonesia,” jelas Rizal. Selain itu, Prasetyo menambahkan prestasi yang mereka raih dapat menginspirasi mahasiswa UMY lainnya untuk lebih aktif dalam menulis karya ilmiah dan melakukan penelitian. (Deansa)