Berita

Kupas Tentang Perfilman, Ilmu Komunikasi UMY Kembali Launching Buku

IMG-20160414-WA0006[1]Saat ini perkembangan industri film di Indonesia mengalami peningkatan, baik dari segi kuantitas maupun juga kualitas. Film yang merupakan bagian dari budaya populer, juga dinilai memiliki perbedaan khusus dibanding dengan budaya-budaya populer lainnya. Salah satunya dari segi sensor film, yang dalam hal ini cukup menarik untuk dikaji oleh para praktisi dan juga akademisi yang konsen terhadap perkembangan film Indonesia.

Terkait dengan pembahasan mengenai kajian dan analisis dalam produksi sebuah film inilah, Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bekerjasama dengan Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (Aspikom) menerbitkan sebuah buku dengan judul “Menikmati Budaya Layar, Membaca Film” yang di launching pada Kamis (14/4) bertempat di Ruang Multimedia IK UMY yang juga merupakan serangkaian acara Pesta Komunikasi IK UMY.

“Buku ini diawali dengan bagaimana melakukan kajian film, yang kemudian dilanjutkan dengan analisis produksi film dan diakhiri dengan analisis teks film, dan diharapkan melalui buku ini akan menjelaskan bagaimana teori-teori digunakan dalam menganalisis sebuah film dan kemudian diharapkan buku ini dapat membantu rekan-rekan mahasiswa untuk mempelajari kajian film berlandaskan teori, ” ungkap Fajar Junaedi salah satu penulis dan juga dosen IK UMY.

Buku yang ditulis oleh 8 orang penulis yaitu Setio Budi H. Hutomo, Triyono Lukmantoro, Fajar Junaedi, Budi Dwi Arifianto, Lukas Deni Setiawan, Muria Endah Sokowati, Ranggabumi Nuswantoro, dan Andreas Ryan tersebut mengangkat topik yang berbeda-beda, mulai dari pembahasan mengenai film dalam industri budaya dan kajian feminisme, hingga perkembangan produksi film di Yogyakarta pasca tahun 1998.

“Tulisan yang saya tulis dalam hal ini yaitu terkait dengan bagaimana para pembuat film di Yogyakarta memproduksi karya filmnya pasca tahun 1998 melalui sebuah tulisan Dari Analog Menuju Digital : Produkisi Film Indie di Yogyakarta pasca tahun 1998, yang menjelaskan bagaimana para film maker di Yogyakarta memaknai sebuah peristiwa yang dituangkan dalam sebuah film pasca peristiwa 1998 (orde baru),” tambah Fajar.

Kembali ditambahkan oleh Fajar, selanjutnya buku tersebut akan kembali di launching pada Kongres Aspikom ke IV di Medan pada bulan Mei yang akan datang. “Buku ini nantinya akan kembali kami launching pada Kongres Aspikom ke IV yang akan dihadiri kurang lebih 250 dosen Ilmu Komunikasi se Indonesia,”tutupnya. (Adam)