Berita

Dukung Green Campus, Mahasiswa UMY Bikin Kampanye “Smile Bag”

IMG_7673

Plastik merupakan salah satu zat yang paling sulit didaur ulang oleh mikroorganisme dalam tanah yang menimbulkan permasalahan pencemarahan lingkungan. Dan produk yang sering dipakai masyarakat sehari-hari adalah tas kresek yang berguna untuk tempat belanjaan mereka. Masyarakat umumnya sudah tahu akibat pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh plastik terutama tas kresek, namun umumnya mereka enggan mengganti tas kresek dengan tas yang lebih ramah lingkungan.

Hal inilah yang kemudian menggerakkan sekelompok Mahasiswa UMY untuk membuat kampanye dalam rangka menyadarkan masyarakat tentang penggunaan plastik yang mencemari lingkungan. Kampanye berjudul “Smile Bag” tersebut dilakukan di sekitaran Pasar Beringharjo pada Senin (13/6).

Panas Terik matahari tidak mengalahkan semangat mereka untuk menyadarkan masyarakat tentang penggunaan plastik yang mencemari lingkungan. Dalam kampanye tersebut mereka mendatangi orang-orang yang menggunakan tas kresek sebagai tas belanja mereka, kemudian plastik kresek tadi ditukarkan dengan smile bag (tas totebag yang terbuat dari bahan yang aman dan bisa dipakai berulang-ulang). Orang-orang di pasar Beringharjo pun menyambut positif acara itu. Banyak ibu-ibu mengantri mendapatkan tas belanja mereka.

Ketua kampanye Smile Bag, Dioritania Putri Andiny menyatakan kampanye ini untuk mendukung pemerintah yang sedang gencar melakukan pengurangan plastik dan juga mendukung UMY yang menyabet penghargaan Green Campus. “Seperti diketahui UMY telah beberapa kali meraih award kategori Green Campus, kami ingin menunjukkan aksi nyata untuk mendukung award tersebut. Selain itu kami membuat kampanye ini juga untuk mendukung program pemerintah yang sedang gencar melakukan pengurangan plastik,” tuturnya.

Dioritania juga menambahkan bahwa sebenarnya sampah yang berasal dari sampah plastik tersebut sulit untuk diurai oleh tanah. “Plastik butuh berhari-hari bahkan hingga ratusan tahun untuk diuraikan. Ketika sekarang sudah berlebih, maka kita harus stop penggunaannya. Dengan menstopnya, setidaknya kita bisa menjaga bumi dari pencemaran lingkungan. Kami harap masyarakat juga sadar akan hal itu,” imbuhnya

Dalam kampanye ini mereka menyiapkan 150 smile bag. Ketika mereka melihat orang-orang di pasar menggunakan tas kresek, mereka mendatanginya dan menginformasikan penggunaan plastik yang harus dikurangi. Lalu orang tersebut bisa menukarkan tas kreseknya dengan tas “smile bag” yang mereka bawa. “Jadi kami mengajak masyarakat juga untuk berpartisipasi melalui kampanye ini,” ujar Dio lagi.

Dioritania berharap selain mendapat tas “smile bag”, para pengunjung yang ada di Pasar Beringharjo tersebut juga jadi mengerti bahaya penggunaan plastik yang berlebihan dan tidak menggunakan tas kresek lagi saat berbelanja. Selain itu menurutnya untuk mempersiapkan kampanye ini tidak membutuhkan waktu lama. ”Untuk pembuatan tas tootebag, kami buat sendiri dan membutuhkan waktu sekitar 10 hari. Kami juga membuat poster – poster ajakan untuk mengurangi penggunaan plastik agar lebih informatif,” imbuhnya.

Selain itu, ada yang unik pula dalam kampanye ini. Ada satu mascot berbentuk plastik yang ada bertuliskan “terima kasih tidak menggunakan saya”. Dia bertugas untuk menukarkan tas kresek yang dibawa orang-orang dengan smile bag. Selanjutnya tas kresek yang ditukar ditempel di badan mascot itu yang terbuat dari plastic juga. “Salah satu teman kami berperan menjadi mascot, hal itu untuk menunjukkan kalau kita sedang melakukan Kampanye. Tulisan yang ada di badannya maksudnya agar orang-orang sadar untuk mengurangi plastic,” jelas Dio lagi.

Salah satu anggota tim kampanye, Hanik Atum Mariah juga menambahkan bahwa plastik-plastik yang terkumpul tersebut nantinya akan didaur ulang untuk dijadikan bahan baku kerajinan tangan. “Selanjutnya plastik-plastik yang terkumpul oleh kita akan kita masukkan tempat daur ulang. Nantinya plastik-plastik yang kita kumpulkan ini bisa jadi bahan baku agar dibuat kreasi atau kerajinan tangan,” tutupnya. (bagas)