Sebanyak 2475 mahasiswa/i Universitas Muhammadiyah Yogyakarta diterjunkan untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian tersebut merupakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan di 6 kabupaten.
Penerjunan mahasiswa KKN tersebut dilaksanakan secara seremonial pada Senin (01/08) di depan Sportorium UMY. 6 Kabupaten yang dimaksud terdiri atas Kabupaten Sleman, Bantul, Gunung Kidul, Kulonprogo, Magelang dan Purworejo. Dalam 6 kabupaten tersebut, para mahasiswa disebar ke 165 dusun.
Hal tersebut yang diungkapkan oleh kepala Biro LP3M UMY, Hilman Latief, S.Ag., M.A., Ph.D. Ia menambahkan bahwa beberapa waktu sebelumnya, UMY sudah menerjunkan 200-an mahasiswa untuk KKN ke luar daerah, KKN Internasional, dan KKN Davao.
“Tahun depan, atau semester berikutnya, kita akan ekspansi untuk KKN luar daerah. Luar Daerah itu misalnya di Jawa Barat atau Jawa Timur. Tapi memang yang KKN 3T masih akan tetap kami kampanyekan, ke daerah-daerah terdepan, terpencil, terjauh. Dan kita rancang mudah-mudahan bisa ke Pulau Nias, Mentawai, atau juga pulau Sibre, Aceh,” ungkap Hilman.
Hilman meyakinkan bahwa program KKN dengan pilihan daerah yang semakin banyak tersebut akan dapat direalisasikan pada bulan Agustus ini. “Lembaga dan jaringan kita harus kita perkuat. Semua konsep itu Insya Allah akhir Agustus sudah kita launch. Jadi mahasiswa nanti bisa memilih, lokasi KKN yang mana yang diinginkan,” jelas Hilman.
Dengan diberlakukannya program KKN kepada mahasiswa ini, Hilman mengungkapkan harapannya supaya para mahasiswa mendapatkan pengalaman sebanyak-banyaknya. Meskipun, ia menambahkan, ada banyak konsekuensi untuk persiapan sebelum para mahasiswa berangkat KKN, seperti persiapan mental, dan lain-lain.
Sementara itu, Agustina Wintari, mahasiswi program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) menyebutkan mendapatkan bagian untuk melaksanakan KKN di Minggir, Sleman. “Kami mendapatkan tema program tentang pengelolaan sampah. Sebelumnya kami sudah bertemu dengan pihak desa dan warganya,” terang Agustina.
Meskipun sudah ditentukan program utamanya tentang pengelolaan sampah, namun Agustina mengungkapkan bahwa kelompoknya tidak hanya akan fokus terhadap permasalahan tersebut. “Kami dapat keterangan dari pak Dukuh kalau pokok permasalahan di sana bukan pengelolaan sampah, tetapi masalah utamanya air. Jadi selain tema utama, akan ada program khusus yang disesuaikan tergantung bagaimana permasalahan di sana,” tutup Agustina.