Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) patut berbangga dengan prestasi yang diperoleh oleh Muhammad Iqbal dari program studi Ilmu Hubungan Internasional angkatan 2013. Sebagai mahasiswa yang sedang mengikuti pertukaran pelajar di Hunan University of Science and Technology (HUST) China, Iqbal menjadi satu-satunya mahasiswa asing yang masuk babak final dan memperoleh juara kedua di ajang “Chinese Traditional Culture Talent”. Kompetisi yang dihelat pada Sabtu Malam (17/12) waktu China tersebut diselenggarakan oleh kampus setempat dan diikuti oleh mahasiswa-mahasiswa lokal.
Saat dihubungi pada Senin (19/12), Iqbal menyebutkan bahwa peraih juara I pada kompetisi tersebut diraih oleh May, sementara juara III diraih oleh June dan Hannah. Ketiganya mahasiswa asli China dengan program studi Teaching Chinese for Foreign Language. Iqbal melanjutkan kompetisi tersebut diikuti oleh mahasiswa HUST yang memiliki kemampuan budaya China, baik opera, menyanyi lagu China, Kungfu, tari tradisional, maupun kepiawaian dalam memainkan alat tradisional China. “Pada kesempatan itu saya mengikuti perlombaan opera yang di dalamnya termasuk menyanyi dan bercerita bahasa Mandarin, serta menari, kungfu,” ujar Iqbal.
Kompetisi yang bekerjasama dengan Organisasi Kebudayaan China, disebutkan Iqbal untuk memperoleh juara diperlukan penguasaan kebudayaan China, di samping kemahiran dalam berbahasa mandarin. “Yang dinilai kompetisi tersebut yaitu bagaimana menyampaikan ke penonton dengan baik, berpakaian ala China, kemampuan mimik, intonasi Bahasa China, serta kemaksimalan ekspresi dalam membawakan,” jelasnya.
Seringnya Iqbal mengikuti ajang serupa berbahasa mandarin tersebut dinilai mampu meningkatkan pengetahuan budaya China maupun bahasa. Terpilihnya Iqbal menjadi juara kedua memberikan kesan tersendiri bagi dirinya. Ia merasa perlu mempelajari budaya asing dan harus aktif mengikuti berbagai ajang kompetisi. “Dengan ikut kompetisi ini saya bisa melihat bagaimana skill dari mahasiswa asing yang bukan asli orang China, terutama setelah dia belajar di China selama kurang lebih satu semester,” paparnya.
“Berkompetisi dengan mahasiswa lokal, dan saya mewakili mahasiswa asing dalam kompetisi tersebut, ini menunjukkan bahwa mahasiswa di Indonesia juga aktif serta mampu berprestasi di luar negeri. Di samping itu, jangan merasa minder meskipun mengikuti kompetisi yang banyak diikuti oleh kompetitor yang lebih jago dan skillnya lebih baik. Karena dengan seringnya mengikuti ajang perlombaan, dapat meningkatkan skill,” pesan Iqbal. (hv)