Unit Kerohanian Islam Jama’ah Al-Anhar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UKI JAA UMY) pada Jum’at (8/9) menggelar acara “Sharing Session” bersama Mohammed Adam Aslam, aktivis Islam asal Inggris (UK). Ia juga merupakan koordinator Moltaka Youth dan Direktur Muslim Interfaith di Bradford University, Inggris (UK). Kegiatan Sharing Session tersebut dilaksanakan di lantai 1 Masjid KH. Ahmad Dahlan Kampus Terpadu UMY.
Dalam kegiatan yang bertemakan “Tantangan Dakwah di Negara Minoritas Muslim” tersebut, Mohammed Adam Aslam menjelaskan tentang kondisi umat Islam yang berada di UK. Menurut pemaparannya, umat Muslim di UK bisa dikatakan sebagai kelompok minoritas bila dibandingkan dengan penduduk UK yang mayoritas non-Muslim. “Populasi penduduk UK itu sekitar 60 juta jiwa dan hanya 5 persennya yang beragama Islam. Dalam artian, umat Muslim di negara kami sangat minoritas. Karena 95 persen penduduknya adalah non-Islam,” ujarnya, dalam rilis yang diterima Biro Humas UMY pada Ahad (10/9).
Akan tetapi menurut Adam, seorang Muslim tetap harus bangga akan keislamannya walaupun ia berada di wilayah yang mayoritas penduduknya beragama non-Islam. “Meskipun Muslim di UK minoritas, namun kita perlu bangga bahwa kita Muslim. You can be what you wanna be. Memang akan selalu ada perbedaan dalam kehidupan, namun perbedaan hadir untuk memperkaya. Tidak masalah jika kita minoritas, keluarga kita bukan Muslim, keluarga kita tak berpendidikan tinggi, ekonomi keluarga kurang, yang penting kita perlu bangga menjadi diri kita sendiri, bangga menjadi seorang muslim,” tegasnya.
Mohammed Adam Aslam sendiri merupakan seorang Muslim yang lahir dari keluarga Hindu. Berkat hidayah yang Allah subhanahu wa ta’ala berikan padanya, ia pun akhirnya menjadi seorang Muslim dan aktif bergerak di bidang dakwah.
Sementara itu, Abdullah Jaisyu Muhammad selaku ketua UKI JAA UMY mengatakan bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan untuk menambah wawasan mahasiswa UMY, tentang perkembangan dakwah Islam di negara-negara minoritas Muslim. “Sharing session ini merupakan salah satu program kerja UKI JAA UMY periode 2017-2018. Tujuan kami menyelenggarakan acara ini adalah untuk menambah wawasan mahasiswa UMY tentang perkembangan dakwah Islam di negara-negara minoritas Muslim seperti Inggris,” ujarnya.
Abdullah juga menambahkan bahwa kegiatan yang dihadiri oleh mahasiswa dan perwakilan IMM, HMJ, BEM serta UKM se-UMY ini, merupakan bentuk silaturahim JAA dengan berbagai organisasi tersebut. “Dan kami juga berharap agar kegiatan sharing session ini bisa diselenggarakan secara kontinyu, serta bisa lebih baik lagi dalam pelaksanaannya,” imbuhnya.
Selain diskusi, UKI JAA UMY juga menggalang donasi untuk umat muslim di Rohingya. Penggalangan donasi tersebut dilakukan sebagai bentuk solidaritas sesama umat Muslim. (ed. sakinah)