Sebagai perguruan tinggi yang memiliki visi untuk menjadi Universitas Bereputasi di Asia pada tahun 2020, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta kembali menerima 79 mahasiswa asing dari 14 negara, dimana jumlah tersebut lebih banyak daripada tahun-tahun sebelumnya. Sebanyak 50 mahasiswa asing menjalani full study, 27 orang sebagai peserta pertukaran mahasiswa, dan 2 lainnya melakukan internship (magang).
79 mahasiswa asing tersebut juga disambut secara resmi oleh Rektor UMY, Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, MP beserta jajaran pimpinan UMY dan Kepala Biro Kerjasama UMY dalam acara Gathering Pimpinan UMY dan Mahasiswa Asing, di Loby Rektorat UMY, gedung Ar. Fachruddin A lantai 1, Senin (16/10). Dalam sambutannya, Rektor UMY mengatakan dalam lingkungan akademik, sebanyak 31 Universitas di Asia termasuk dalam 100 besar universitas terbaik dunia. “Ini berarti bahwa universitas-universitas di Asia diakui oleh peneliti dunia dan berkontribusi dalam pengembangan ide dan ilmu pengetahuan. Selain itu, saat ini koneksi antara peneliti, negara, dan masyarakat dunia sangat berkembang. Ide atau fenomena baru juga akan dengan sangat mudah tersebar,” paparnya.
Karena itulah, menurutnya, untuk merespon situasi sosial dan politik yang sangat dinamis tersebut, UMY menyadari bahwa langkah yang tepat untuk diambil tidak hanya dengan mengirimkan staf atau mahasiswa keluar, tetapi juga menerima staf dan mahasiswa asing untuk bergabung dalam kegiatan akademik maupun non-akademik di UMY. “Pada semester ini, kami memiliki sekitar 79 mahasiswa yang terdaftar sebagai mahasiswa full study, exchange dan internship. Dari 79 mahasiswa asing tersebut, 7 diantaranya adalah mahasiswa dari University of Princeton, Amerika. Kemudian pada tahun yang akan datang, UMY juga akan bersiap untuk menerima sekitar 400 mahasiswa dari universitas partner di luar negeri,” jelas Rektor UMY lagi.
Dr. Gunawan juga berharap, agar para mahasiswa tersebut dapat menikmati pengalaman berkuliah serta tinggal di lingkungan UMY. Mereka juga diharapkan bisa belajar lebih dalam mengenai Indonesia, Muslim, serta budayanya. “Kalian bukan hanya mahasiswa di sini, tapi juga merupakan keluarga baru bagi kami, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Karena itu, jika ada kesulitan saat menjalani perkuliahan di sini bisa diceritakan agar kami dapat membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi. Selain itu juga pengalaman yang kalian dapatkan di sini bisa disebarluaskan kepada teman-teman yang berada di universitas kalian, atau yang ingin menjalani perkuliahan di Indonesia, khususnya di UMY,” tuturnya.
Hal senada juga disampaikan oleh mahasiswa asal Filipina, Enrique Batara. Saat ini Batara yang sedang mengambil Program Doktoral Program Studi Ilmu Politik menceritakan pengalamannya saat awal mula berkuliah di UMY. Ia merasa takjub dengan bangunan di UMY, dari struktur sampai beberapa fasilitas yang ada. Namun tidak hanya itu saja, suasana kelas yang kompetitif juga sangat terasa ketika ia masuk kelas. Dosen yang kompeten dan sangat membantu mahasiswa asing dalam proses pembelajaran, membuat mahasiswa asal Filipina ini betah kuliah di UMY.
Selain itu, Ms Elka dari Princeton University, New Jersey, USA mengatakan sangat senang untuk melakukan internship di UMY. “Dan memang saya merasa, suasana belajar di kampus UMY ini sangat baik. Siapa tahu nanti, ketika saya kembali ke UMY lagi, saya bisa melanjutkan program doktoral di sini,” ungkapnya. (darel)