Berita

Mahasiswa HI UMY Terima Beasiswa Bahasa dari Pemerintah China

Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya memerlukan komunikasi satu sama lain setiap waktu. Hal ini menuntut manusia untuk menciptakan alat untuk melakukan komunikasi tersebut. Adalah bahasa, yang menjadi alat komunikasi primer yang tercipta sejak lama. Keanekaragaman bahasa terus mengalami perkembangan hingga sulit untuk menentukan jumlahnya. Namun, bahasa apa yang paling banyak digunakan di dunia? Tentu kebanyakan orang akan menjawab Bahasa Inggris. Siapa sangka justru Bahasa China yang ternyata digunakan terbanyak di dunia.

Demikian diungkapkan Dita Febrilia Andini, Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (HI UMY) penerima beasiswa Chinese Language Course di Capital University of Economics and Business(CUEB) Beijing, China. Chinese Language Course merupakan beasiswa pelatihan Bahasa Mandarin selama 1 tahun terhitung Oktober 2011 yang diberikan pemerintah China dalam program Asia Foreign Study Scholarship.

Menurut mahasiswa yang Kedatangannya ke Beijing langsung disambut oleh Atase Pendidikan KBRI di China, Chaerun Anwar di kediamannya di daerah Chaoyang ini, perkembangan ekonomi China yang sangat pesat dan semakin menguat membuat kita dapat memprediksi bahwa negara ini akan memberikan pengaruh sangat besar sebagai salah satu poros ekonomi dunia. Sehingga penggunaan Bahasa yang juga sering disebut Bahasa Mandarin ini akan memberi peluang di dunia kerja mendatang. “Saya sangat senang diberi kesempatan ini. Kemampuan berbahasa asing saat ini semakin menjadi salah satu keterampilan yang bernilai tinggi”, jelas Dita.

Selanjutnya Dita menyampaikan pengalamannya bahwa Bahasa Mandarin memang cukup sulit untuk dipelajari, namun sangat dibutuhkan dalam berkompetisi di era globalisasi ini mengingat posisi China yang berpengaruh tadi. Dita mencontohkan bahwa tidak ada negara di dunia yang tidak memiliki Chinatown (Kampung Cina) dan mereka semua berbahasa Mandarin. Ia juga mengaku sudah belajar Bahasa Cina sejak menempuh pendidikan SMA.

Mahasiswa yang saat ini memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebesar 3,7 ini memperoleh beasiswa belajar di China ini setelah melalui serangkaian proses seleksi administratif. Program ini memang dikualifikasikan bagi para mahasiswa yang telah menempuh perkuliahanan Bahasa Mandarin di universitas masing-masing selain prestasi akademik lainnya. Dita, dalam 3 semester terakhir telah menyelesaikan Kuliah Bahasa Mandarin 1 dan 3 dengan nilai A. Sementara Bahasa Mandarin 2 bernilai B.

Tempat belajar Dita, CUEB, merupakan salah satu universtas terkemuka di Beijing, tepatnya di Distrik Fengtai dan Chaoyang berdiri sejak 1956. CUEB menjadi terkemuka dengan universitas yang memiliki program studi terlengkap di bidang ekonomi dan manajemen. Selain CUEB, program Asia Foreign Study Scholarship ini juga memberikan beasiswa bagi mahasiswa asing untuk belajar berbagai bidang setidak di Peking University, Hunan Normal University, Shandong University, Capital Normal University dan Macau Foundation.

Pada akhirnya Dita mengharapkan, keikutsertaannya dalam Chinese Language Course juga dapat menjadi awal hubungan kerjasama yang baik antara UMY dengan CUEB. “Setidaknya, keikutsertaan saya dapat membuka peluang bagi mahasiswa UMY lain untuk belajar di China”, harapnya. UMY sendiri sebelumnya pernah mengadakan kerjasama beasiswa belajar dengan Sias International University dengan mengirimkan 3 mahasiswanya unutuk belajar Bahasa Mandarin di Universitas tersebut.