Berita

Kurangnya Pemahaman Masyarakat Akan Sebab dan Dampak Pasca Bencana, Majelis Tarjih dan Tajdid Sempurnakan Buku Fikih Kebencanaan

Buku Fikih Kebencanaan merupakan bagian dari Putusan Tarjih pasca Munas 2015 di Yogyakarta, Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah (MTT PP) kemudian menyempurnakanya pada tahun ini. Hal tersebut dilakukan karena selama 4 tahun terakhir, masih ada sebagian masyarakat yang terpinggirkan pasca bencana, oleh karena itu buku fikih kebencanaan dinilai masih peru disempurnakan dengan peninjauan dan resistemasi.

“Kami Memandang perlu dilakukan kajian dan resistematisasi terhadap buku fikih kebencanaan, yang dinilai sebagai ikhtiar dalam memberikan perhatian kepada masyarakat. Sekaligus menunjukan keberpihakan pada kaum dhuafa dan kelompok-kelompok yang berpotensi terekploitasi dan terpinggirkan pasca bencana,” ungkap Ketua MTT PP Muhammadiyah Syamsul Anwar di acara Workshop Resistematisasi Buku Fikih kebencanaan di Gedung AR Fakhruddin A Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Sabtu (12/1).

Syamsul mengatakan diadakanya workshop ini untuk menambah pembahasan aspek-aspek fikih yang belum tertampung dan mengumpulkan ide serta gagasan kritis dari para ahli. Mengenai sebab dan akibat serta penanggulangan terhadap masyarakat yang tereksploitasi hingga berakhir terabaikan dan menjadi gelandangan.

“Seperti bencana gempa di Lombok tahun lalu banyak masyarakat yang memandang bencana terjadi akibat maksiat. Akhirnya warga-warga korban bencana di lombok menjadi bully-an, kan kasian sudah terkena bencana juga menjadi bahan cibir (tereksploitasi) dari sebagian masyarakat yang belum faham. Walau tidak terlalu parah kami ingin meminimalisir hal tersebut demi kesejahteraan bangsa ini,” ungkap Syamsul.

Sementara itu menurut Sri Atmaja P Rosyidi dalam penyampaian pidato kuncinya, untuk menanggulangi isu tersebut perlu dilakukan pendekatan secara elaboratif structural dalam penyadaran bencana secara holistik.

“Kita harus melihat bencana secara cermat dan terstruktur dengan memahami bencana secara menyeluruh dari berbagai perspektif. Setelah itu baru menyusun kerangka penyadaran bencana bagi masyarakat yang memuat berbagai aspek secara holistik menyeluruh dan proporsional,” jelas Sri Atmaja.

Sri Atmaja berharap dengan disempurnakanya buku ini dapat memberikan penyadaran bencana bagi masyarakat juga dapat meminimalisir akibat dari bencana yang terjadi. Selain Sri Atmaja turut hadir dalam workshop sebagai narasumber yaitu Hamin Ilyas (perspektif fikih-tarjih), Agus Setyo Muntohar (perspektif kebencanaan), dan Taqwadin (perspektif hukum). Workshop ini juga dihadiri olej Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PP Muhammadiyah, Lazismu, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Pusat Studi Bencana UMY, dan perwakilan dari majelis dan lembaga PP muhamadiyah. (Pras)