Hadirnya permasalahan konstruksi transportasi menjadi bentuk perhatian khusus Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sehingga melakukan kerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sebagai satu-satunya perguruan tinggi yang memberikan kontrubusi dalam memberikan inovasi konstruksi permasalahan transportasi. Hal tersebut diungkapkan oleh Sri Atmaja P. Rosyidi, ST., MSc.Eng., Ph.D., Direktur Pascasarjana UMY saat ditemui pada hari Selasa (14/9) di Ruang Direktur Pascasarjana UMY.
Sri menyatakan bahwa sudah beberapa kali UMY melakukan Kerjasama dengan KNKT sebagai narasumber investigator dan tenaga ahli KNKT terkait ilmu keteknikan kereta api serta pendapat ahli untuk merumuskan satu sistematika dan metodologi dalam mengungkap penyebab teknis kecelakaan kereta api. “Kali ini, melalui program Pascasarjana UMY dan Teknik Sipil UMY, KNKT bekerjasama dalam hal melakukan review bersama infrastruktur transformasi khususnya di bidang kereta api, yaitu 1000 jembatan kereta api yang telah berumur lebih dari 100 tahun dan melampaui usia manfaat,” jelas Dosen Teknik Sipil UMY ini.
Kemudian Sri juga menambahkan permasalahan konstruksi jembatan kereta api ini menjadi perhatian khusus untuk menghadirkan solusi yang tepat oleh Dirjen Kereta Api dan juga Menteri PUPR. ”Pada pelaksanaan kegiatannya, beberapa elemen yang terlibat seperti Kementerian PUPR, PT. KAI, KKJTJ, serta industri yang menyiapkan perangkat monitoring jembatan, dan kita mewakili perguruan tinggi sebagai akademisi di situ, artinya secara nasional bersama-sama merumuskan sistematik monitoring dan hal tersebut sedang berlangsung,” tambahnya.
Kegiatan kerjasama lainnya yang akan dilakukan antara KNKT dan UMY adalah inovasi teknologi untuk menciptakan suatu bahan inovasi rekayasa dengan menggabungkan antara karet bekas dan material yang lain (aspal, semen, dan polimer). ”Kita sudah lakukan pengujian laboratorium untuk menciptakan karet polimer dengan ban bekas dan kami tetap jalankan kerjasama ini bersama KNKT sampai menghasilkan inovasi konstruksi khususnya pada konkrit dengan bahan khusus yang diimplementasikan pada spesifikasi jalan tertentu. Selain itu juga mengembangkan pelat pracetak dikhususkan untuk pintu perlintasan kereta api, dengan bahan beton dan karet ban bekas,” tutupnya.(Sofia)