Lembaga Pengembangan Karir dan Sumber Daya Manusia (LPKSDM) Universitas Muhammadiyah Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), kembali mengadakan workshop akselerasi karir dosen pada Jum’at (25/3) di Gedung KH. Ibrahim E6. Dalam agenda ini juga menghadirkan 3 pembicara utama yaitu, Prof. Indah Susilowati, Ph. D selaku asesor PAK DIKTI, Prof. drh. Aris Juniadi, Ph.D selaku kepala LLDIKTI wilayah V Yogyakarta, serta Prof. Ir. Agus Setyo Muntohar, M.Eng.Sc, Ph.D (Eng) selaku tim datasering UMY.
Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia UMY, Prof. Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si. mengatakan program ini rutin diadakan sebagai salah satu bentuk dukungan UMY terhadap pengembangan karir dosen. “Ini memang selalu kami agendakan rutin sebagai upaya dukungan dalam peningkatan dan pengengembangan karir dosen,” ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa UMY akan terus mengupayakan percepatan karir dosen, menargetkan lebih dari 50% harus sudah bergelar doktor.
“Saat ini dosen yang menuju jabatan guru besar ada lebih dari 70 orang, untuk lektor kepala jumlahnya ada ratusan, dan itu kita akan terus upayakan percepatan karir dosen. Saat ini jumlah dosen yang bergelar doktor juga ada 255 orang dari 638 dosen UMY, kita menargetkan harus lebih dari 50% dosen UMY bergelar doktor,” jelasnya. Ia juga berharap dengan adanya program ini dosen UMY termotivasi dalam mengembangkan jenjang karirnya.
Dalam kesempatan yang sama turut hadir juga Ketua Komisi Yudisial Republik Indonesia, Prof. Dr. Mukti Fajar S.H., M.Hum yang juga merupakan dosen UMYdan merupakan tim pengarah karir dosen UMY. Dalam sambutannya ia berkata bahwa program percepatan karir dosen ini dibuat saat UMY telah diakreditasi pada tahun 2017.
“Pada tahun 2017 UMY selesai diakreditasi, dan saat melihat skor SDM ternyata rendah, saat itu rektor langsung membuat tim khusus percepatan karir dosen, yang mana tugasnya ini membuat perencanaan dan target-target untuk percepatan karir dosen,” tutur Mukti.
Menurut Mukti, percepatan karir dosen atau pegelolaan SDM ini harus dilakukan secara institusional agar akselerasi yang dilakukan lebih masimal dan optimal. Ia juga berpesan kepada seluruh dosen yang mengikuti program akselerasi karir ini agar bisa mengimbangi diri.
“Sebagai dosen, saya paham bagaimana rasanya dikejar target penelitian, publikasi karya, mengajar dan belum lagi masalah pengembangan karir. Memang melelahkan ke depannya, tetapi bapak ibu tidak boleh patah semangat, harus bisa mengimbangi diri terutama untuk pencapaian diri,” tutup Mukti. (RM)