Berita

Opening Ceremony Summer School 2022 : Jalankan Misi Kemanusiaan Melalui Beasiswa Rakyat Palestina

Dunia semakin digencarkan dengan beragam isu seperti diskriminasi, islamophobia, sampai pada xenophobia. Keadilan kepada seluruh umat manusia kembali terkikis akan hal tersebut. Sehingga langkah untuk menegakkan keadilan kepada seluruh umat manusia tanpa diskriminasi, tanpa islamophobia, dan tanpa ketakutan akan orang asing ini menjadi inspirasi lembaga keislaman dunia khususnya Muhammadiyah untuk terlibat dalam misi kemanusiaan di tengah kericuhan dunia.

Sebagaimana konflik yang terus terjadi di tanah Palestina mendorong terciptanya kolaborasi antara Majelis Diktilitbang Muhammadiyah, Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (LazizMu), Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Quantum Akhyar Institute, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) serta pemerintahan Palestina untuk memberikan beasiswa pendidikan kepada rakyat Palestina.

Salah satu bantuan pendidikan diberikan melalui program UMY Summer School 2022 yang juga diikuti oleh hampir 850 peserta dari 42 negara, antara lain; Afghanistan, Australia, Bangladesh, Brasil, Kamerun, Cina, Republik Ceko, Mesir, Gambia, Ghana, Indonesia, India, Iran, Irak, Yordania, Kenya, Lebanon, Liberia, Malawi, Malaysia, Myanmar, Nepal, Nigeria, Pakistan, Palestina, Filipina, Rwanda, Somalia, Afrika Selatan, Sudan Selatan, Spanyol, Sri Lanka, Sudan, Taiwan, Tanzania, Thailand, Tunisia, Turki, Inggris Raya, Amerika Serikat, Vietnam, dan Yaman.

Hal tersebut disampaikan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Syafiq A. Mughni H., M.A., Ph.D., dalam Opening Ceremony Summer School 2022 pada Jum’at (15/07). “Kami bekerjasama dengan pemerintah Palestina untuk mengembangkan pendidikan rakyat Palestina. Karena sejatinya kita adalah sesama manusia yang diciptakan Allah SWT. Dan misi kemanusiaan itulah yang menjadi inspirasi kami untuk mendukung kebebasan Palestina dan juga mendukung kedaulatan Palestina,” terang Syafiq.

Selain menegakkan keadilan, saling menghargai dan menghormati umat manusia menjadi salah satu langkah dalam membangun dunia yang lebih baik, juga merupakan langkah dalam menemukan pesan Tuhan mengenai bagaimana perdamaian dunia perlu diciptakan. Namun perdamaian tidak dapat terwujud tanpa keadilan terlaksana. Kedua hal ini yang menjadi basis misi kemanusiaan Muhammadiyah dalam lingkup global.

“Kita harus menjadi terhormat dan saling menghormati orang lain untuk dapat menciptakan keadilan dan perdamaian di seluruh dunia. Keduanya beriringan karena tidak ada yang namanya kedamaian tanpa keadilan. Jadi, berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, sekarang kita bertindak bersama bukan hanya dalam lingkup lokal, nasional akan tetapi juga secara global tanpa diskriminasi agama apapun yang dipeluk,” tambahnya.

Dr. Zuhair Al-Shun, Y.M. Duta Besar Palestina dalam sambutannya mengatakan bahwa beasiswa pendidikan yang diberikan menjadi suatu hal yang penting bagi rakyat Palestina. Menurutnya, pendidikan bukan hal yang mudah didapatkan oleh rakyat Palestina meskipun ketertarikan rakyatnya terhadap pendidikan sangat tinggi. Keadaan yang tidak stabil menghambat akses pendidikan di Palestina.

“Kami sangat senang dan menyambut baik kerjasama ini dan yang perlu kami garis bawahi bahwa beasiswa ini sangat penting bagi rakyat Palestina. Karena rakyat kami sangat tertarik dengan pendidikan. Saya yakin orang-orang kami akan berkembang lebih dari yang lain. Karena kita tidak hanya berperang dengan senjata, tetapi juga perlu berperang dengan otak untuk mencapai kemerdekaan kita,” tambahnya.

Kedepannya, Zuhair berharap kerjasama tersebut dapat terus berlanjut di tahun-tahun yang akan datang dengan cakupan yang lebih luas lagi. “Kami berharap kerjasama kami akan terus berlanjut tidak hanya untuk tahun ini tetapi juga untuk tahun-tahun mendatang. Selain itu, kami mengharapkan kerjasama antara UMY dengan universitas manapun di Palestina, sehingga kami dapat bekerja sama untuk kemitraan bersama, pertukaran pelajar dan budaya,” tutupnya. (NSN)