Berita

Menebar Kebaikan Melalui Gerakan Shodaqoh Sampah

Ananto Isworo, S.Ag. adalah alumni Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakrata (UMY) yang belum lama ini menerima penghargaan Alumni Achivement Award tahun 2022 dari UMY yang telah digelar pada Jum’at malam (23/9) yang lalu. Saat ini ia aktif sebagai Sekretaris Eksekutif Majlis Tabliqh PP Muhammadiyah. Selain itu ia juga dikenal sebagai sosok pribadi yang peduli dengan lingkungan, karenanya ia juga merupakan founder Gerakan Shodaqoh Sampah Berbasis Eco-Masjid. Saat ditemui tim Humas UMY, Ananto Isworo mengaku sejak kecil sudah sangat dekat dengan alam dan gemar memanfaatkan barang-barang bekas.

“Sedari kecil saya itu memang sangat menyukai alam, saya juga suka memanfaatkan barang barang bekas di sekitar saya, entah saya jadikan mainan atau apa saja yang sekiranya itu ada manfaatnya,” tuturnya.

Ananto mendirikan Gerakan Shodaqoh Sampah Berbasis Eco-Masjid pada tahun 2013, seiring berjalannya waktu, pada tahun 2021 gerakan ini menjadi Gerakan nasional. Sehingga Ananto sendiri yang mulanya melakukan pelatihan di sekitar tempat tinggalnya saja, kini ia berkeliling Indonsesia untuk melakukan pelatihan dan penyuluhan pengolahan sampah ke masjid-masjid. Ia juga menyebut bahwa apa yang ia lakukan ini merupakan salah satu bagian dari Dakwah.

“Saya percaya bahwa dakwah itu bisa dilakukan dimana saja dan melalui apa saja, karena saya yakin Dakwah itu cakupannya luas dan flexible. Gerakan yang saya lakukan saat ini juga sebagian kecil dari Ddkwah, yang jadi landasan saya adalah Al-Baqarah ayat 205 dan juga QS Al-Araf ayat 56,” jelas Ananto. Menariknya Gerakan ini juga menginspirasi tokoh lintas agama untuk bergabung dalam melakukan hal serupa.

“Saya juga sangat senang ketika beberapa tokoh dari saudara kita dari agama lain, mereka begitu antusias mengikuti gerakan ini. Harapannya kebaikan-kebaikan ini bisa ditularkan kepada siapa saja tidak memandang apa latar belakang agama, karena menajaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama,” tutur Ananto.

Ananto juga menyebutkan ia sangat tertarik dalam melakukan gerakan ini karena ia memandang pengolahan sampah di Indonesia belum optimal. “Saya rasa pengolahan sampah di Indonesia belum optimal, untuk mencapai keoptimalannya harus dimulai dari diri sendiri. Apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi itu kemudian tularkan ke sekitar kita,” lanjutnya.

Ketertarikannya terhadap pengolahan sampah juga gerakan yang ia dirikan, mengantarkan Ananto sebagai delegasi Indonesia dalam Global Forum Environtment di Paris pada tahun 2020. Ia ditunjuk langsung oleh Kementrian Lingkungan Hidup sebagai perwakilan Indonesia di forum tersebut. Ananto juga sangat optimis melalui gerakan yang ia buat ini bisa membantu Indonesia memerangi sampah.

“Sampah adalah permasalahan yang tidak pernah selesai, kita lahir saja menghasilkan sampah. Di Indonesia ada lebih dari 800 ribu masjid, jika setiap masjid ini melakukan Gerakan shodaqoh sampah atau Gerakan serupa guna mengolah sampah, saya yakin sekali misi Indonesia Zero Waste di tahun 2023 akan ada angin segarnya,” tandasnya. (RM).