Di masa ini, perguruan tinggi sebagai salah satu instansi publik dianggap mampu untuk menjadi kawasan yang dapat mengubah perilaku masyarakat untuk hidup lebih sehat. Kementerian Kesehatan memprakarsai program bernama Kampus Sehat sebagai pelopor optimalisasi gaya hidup yang lebih sehat di kalangan mahasiswa yang berada di usia produktif. Menjadi salah satu kampus percontohan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menjalani asesmen dari Kementerian Kesehatan yang dimulai sejak Rabu (2/11) hingga Kamis (3/11) dan bertujuan untuk memberikan penilaian atas program Kampus Sehat dari UMY yang bernama Kampus Sehat Senyaman Taman.
Asesmen yang berjalan selama dua hari ini disambut oleh jajaran pimpinan UMY serta penanggung jawab dari program Kampus Sehat Senyaman Taman. Acara pembukaan berlangsung di gedung AR Fakhruddin A dan dihadiri langsung oleh tim asesor dari Kementerian Kesehatan.
Selaku Ketua Satuan Tugas dari program Kampus Sehat Senyaman Taman, Al Afik, S.Kep., Ns., M.Kep. menyampaikan bahwa program Kampus Sehat Senyaman Taman sudah dicanangkan dan mulai dibangun sejak tahun 2018. “UMY menjadi satu-satunya perguruan tinggi swasta yang akan dinilai oleh Kementerian Kesehatan bersama delapan perguruan tinggi lainnya sebagai Kampus Sehat,” ungkapnya.
Al Afik juga menambahkan bahwa program Kampus Sehat yang diusung oleh UMY memiliki dua divisi khusus, selain divisi yang menjadi indikator penilaian dari Kementerian Kesehatan. “Kampus Sehat Senyaman Taman juga memiliki divisi produk halal dan divisi code blue. UMY juga sudah memiliki divisi ICS atau Incident Command System yang bertugas tim cepat tanggap untuk penanganan Covid-19 dan kejadian luar biasa seperti kebencanaan,” jelasnya.
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM. selaku Rektor UMY dan penasihat dari program Kampus Sehat Senyaman Taman mengatakan jika UMY sebelumnya sudah melakukan berbagai upaya dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat, seperti pengadaan program Green Campus dan membuat tim MTCC (Muhammadiyah Tobacco Control Center) UMY. “Tujuannya adalah bagaimana menciptakan kampus UMY menjadi kawasan bebas asap rokok, juga sehat secara environmental perspective dengan mulai mengurangi emisi karbon,” ujar Prof. Gunawan.
Pelaksanaan asesmen berjalan dengan lancar dan dimulai dengan telaah dokumen sekaligus wawancara kepada tim Kampus Sehat dari UMY terkait dukungan program Kampus Sehat. Ada enam indikator yang dinilai oleh tim asesor Kementerian Kesehatan, diantaranya adalah upaya pencegahan dan pengendalian penyakit (menular, tidak menular dan kejiwaan), peningkatan aktivitas fisik di perguruan tinggi, serta menciptakan lingkungan sehat, aman dan lestari di perguruan tinggi.
Mewakili tim asesor yang hadir, Dian Kurnia Rabbani, S.KM., M.Epid. menegaskan tujuan dari dilakukannya asesmen yang dilakukan kepada beberapa perguruan tinggi. “Kami ingin melihat seberapa jauh kampus telah mengembangkan kampus sehat. Hasil dari asesmen ini juga akan menjadi masukan bagi kami, apakah program Kampus Sehat ini memungkinkan untuk diterapkan di seluruh perguruan tinggi di Indonesia,” jelasnya.
Rangkaian asesmen pun akan berlanjut hingga Kamis, 3 November 2022 dan akan dilakukan observasi terhadap kegiatan yang dijalankan di UMY yang mendukung program Kampus Sehat. (ID)