Ketimpangan sosial masih marak terjadi di lingkungan masyarakat, salah satunya disebabkan oleh ketidakadilan karena aksesibilitas di berbagai bidang seperti pendidikan dan kesehatan yang tidak merata. Fenomena ini pun tidak lepas dari pengamatan salah satu guru besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yaitu Prof. Eko Priyo Purnomo, S.IP., M.Si., M.Res., Ph.D.. Dalam orasi ilmiah yang disampaikannya pada Sabtu (25/02) menegaskan urgensi dari sustainable development atau perkembangan yang berkelanjutan, khususnya dalam bidang ilmu pemerintahan.
“Ketimpangan yang muncul dalam sektor pemerintahan ini bisa kita lihat dari angka korupsi dan kemiskinan di Indonesia yang semakin meningkat, baik secara relatif maupun absolut. Dengan angka-angka yang meningkat secara signifikan ini, kita pun harus mengamati ketidakadilan yang menyebabkan fenomena ini,” ujar Eko.
Menurut Eko, salah satu cara untuk mengukur ketidakadilan adalah dengan Human Development Index (HDI). “Di negara maju, angka HDI hampir di atas 90%, sementara di negara miskin hanya sekitar 60%. Inilah yang perlu kita tata kembali, salah satunya dengan gagasan yang kita kembangkan mengenai sustainable development,” jelasnya.
Kendati masih terdapat banyak masukan dan kritik, Eko optimis bahwa dengan gagasan ini dapat menjadi bahan pembelajaran, bahwa perkembangan yang berkelanjutan itu perlu ada, karena masyarakat dapat melihat angka ketimpangan yang masih belum mengalami penurunan. “Saya berharap kita dapat melihat adanya permasalahan berupa ketidakadilan dan ketidaksetaraan yang terjadi, sehingga kita menjadi sadar bahwa kita perlu mengambil langkah untuk memastikan bahwa ketidakadilan dan ketidaksetaraan dapat berkurang di sektor pemerintahan kita,” ungkap Eko.
Orasi ilmiah yang disampaikan dalam Rapat Senat Terbuka ini dihadiri oleh beberapa pemangku kepentingan UMY, diantaranya Ketua Senat UMY Prof. Dr. Heru Kurnianto Tjahjono, M.M. beserta jajarannya, serta Rektor UMY Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM., ASEAN, Eng. beserta jajarannya. Gunawan selaku Rektor UMY menyampaikan capaian guru besar yang ada di UMY.
“Hingga saat ini, UMY sudah memiliki 20 guru besar dan 7 calon guru besar. Ini merupakan karunia yang luar biasa, bahkan pada saat masa pandemi lulusan doktor yang melampaui target dan perolehan guru besar lektor kepala yang juga memenuhi target,” ujar Gunawan.
Gunawan juga menyoroti Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V DIY yang sudah membuka kesempatan kepada perguruan tinggi untuk berkembang dalam segala aspek. “Tentunya kesempatan ini sangat luar biasa dan kami berterimakasih kepada LLDIKTI,” pungkasnya. (ID)