Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Singapore Polytechnic berhasil menciptakan inovasi berbasis design thinking untuk membantu masyarakat. Melalui kerjasama Kuliah Kerja Nyata Internasional bernama Learning Express (KKN LeX), mahasiswa dari UMY dan Singapore Polytechnic terjun langsung ke masyarakat untuk membantu dan mengobservasi permasalahan yang ada di suatu daerah. Program ini berlangsung selama satu minggu di desa Selopamioro, kabupaten Bantul, dengan acara penutupan KKN LeX digelar pada Rabu (4/10) sekaligus untuk mempresentasikan hasil inovasi dalam bentuk pameran.
Dr. Aris Slamet Widodo, S.P., M.Sc. selaku Kepala Divisi Pengabdian Masyarakat dari Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UMY mengatakan jika inovasi yang telah dihasilkan masih berupa prototipe dan dapat terus dikembangkan. Aris juga menekankan kepada mahasiswa UMY dan Singapore Polytechnic bahwa yang terpenting dalam pembuatan inovasi yang dapat diaplikasikan dengan optimal adalah proses design thinking dalam menyelesaikan permasalahan.
“Proses selama menciptakan inovasi berbasis design thinking menjadi sangat penting, karena prototipe hanyalah sebuah objek untuk memvisualisasikan cara menyelesaikan permasalahan. Namun penerapan design thinking dapat menjadi instrumen untuk lebih memahami secara komprehensif permasalahan yang terjadi, sehingga dapat merancang solusi yang lebih tepat sasaran,” ujar Aris. Ia juga menghimbau agar mahasiswa UMY dan Singapore Polytechnic dapat lebih sering menerapkan konsep design thinking, tidak terbatas dalam program KKN LeX.
Terdapat 6 prototipe inovasi berbasis design thinking untuk membantu masyarakat yang dipamerkan selama acara, meliputi bidang pengolahan sampah, eco-tourism dan peternakan kambing. Dibagi menjadi beberapa kelompok, mahasiswa UMY dan Singapore Polytechnic harus melakukan observasi terlebih dahulu dengan mewawancarai masyarakat desa Selopamioro demi mengetahui permasalahan yang dihadapi untuk dicari solusinya. Tantangan seperti terbatasnya penggunaan bahasa tidak terlalu menjadi kendala, bahkan bagi mahasiswa UMY dan Singapore Polytechnic menjadi kesempatan baru untuk lebih mengenal bidang pekerjaan di luar yang mereka pelajari, seperti manajemen bisnis.
Dalam menindaklanjuti hasil inovasi yang telah tercapai, UMY juga akan mengadakan International Conference of Community Service (ICCS) yang memang sudah menjadi agenda tahunan bagi UMY. Dr. Ir. Novi Caroko, S.T., M.Eng. selaku Kepala Divisi Pengabdian Dosen LPM UMY berharap jika UMY dan Singapore Polytechnic dapat berkolaborasi di agenda ICCS yang akan mendatang. “Saya mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa UMY dan Singapore Polytechnic yang sudah berpartisipasi dalam program KKN LeX, kami juga berharap agar program yang sudah terjalin sejak tahun 2013 ini dapat terus berlanjut,” pungkas Novi. (ID)