Resmi meraih Akreditasi ‘UNGGUL’ pada pertengahan bulan Maret tahun 2024, Program Studi Sarjana S-1 Farmasi, berhasil melengkapi jajaran Program Studi Kesehatan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang memiliki peringkat Unggul. Berkat Kerjasama dan dukungan Pimpinan Universitas, serta komitmen yang kuat dari Tim Akreditasi, Prodi Farmasi UMY dapat memenuhi persyaratan pengakuan mutu dari Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes). LAM-PTKes merupakan sebuah lembaga akreditasi yang memberikan penilaian dan pemeringkatan kepada bidang ilmu kesehatan di Indonesia.
Kepala Program Studi Sarjana S-1 Program Studi Farmasi UMY Dr. apt. Hari Widada, M.Sc. mengakui bahwa untuk mencapai peringkat tersebut tidaklah mudah. Pada realitanya persaingan yang sangat berat yang harus dihadapi oleh Perguruan Tinggi Swasta seperti UMY. Pentingnya meningkatkan reputasi dengan mengejar status pengakuan pihak eksternal adalah target dari universitas agar dapat menarik para calon mahasiswa baru.
“Sudah terhitung menjelang 14 tahun berdiri, Prodi sarjana Farmasi UMY telah melakukan proses akreditasi melalui BAN-PT tahun 2009, 2014, dan 2019, yang berstatus B (Baik Sekali). Maka dengan persiapan full dan belajar dari pengalaman tahun lalu jadi kami cukup terlatih untuk mencapai peringkat ‘Unggul’ di tahun 2024,” ujar Hari saat dihubungi pada Kamis (04/04).
Ada 9 kriteria yang menjadi fokus penilaian akreditasi, meliputi Visi & Misi; Tujuan dan Sasaran; Tata Kelola; Kerja sama Mahasiswa; Sumber Daya Manusia; Keuangan; Sarana dan Prasarana; Kurikulum (Pendidikan, Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat); dan capaian Tri Dharma Perguruan Tinggi. Hari juga menjelaskan yang memberikan proporsi penilaian paling besar yaitu aspek Tri Dharma Pendidikan yang berkaitan dengan pembelajaran yaitu Kurikulum yang digunakan oleh universitas. Belajar dari pengalaman akreditasi sebelumnya tahun ini kurikulum yang digunakan sudah sesuai dengan ketentuan yang ada serta tidak ada permasalahan dengan sistem pembelajaran yang bervariasi.
“Kurikulum kami saat ini sudah diakui bagus. Kalau dulu setiap kali dilakukan akreditasi, yang selalu dipermasalahkan oleh asesor adalah sistem kurikulum kami yang paling berbeda diantara pendidikan Farmasi di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh kurikulum kami yang menggunakan sistem full blok. Namun saat ini sistem kurikulum kami yang full blok ini sudah bisa diintegrasikan dengan kurikulum yang ada di kampus, sehingga sudah diakui bagus,” jelas Hari.
Hari juga menambahkan dari hasil penilaian oleh Asesor yang bisa dilihat langsung bukti nyatanya yaitu dari segi kemahasiswaan. Yakni dengan banyaknya prestasi yang diraih oleh mahasiswa prodi Farmasi dibandingkan dengan mahasiswa prodi ilmu kesehatan lainnya di UMY.
“Ini karena memang selama 5 tahun terakhir yang paling banyak kontribusi prestasinya adalah dari mahasiswa kami di Farmasi. Mereka sangat aktif mengikuti perlombaan baik di tingkat nasional maupun internasional. Bahkan dalam 2 hingga 3 tahun terakhir ini, mahasiswa kami juga menjadi utusan DIY untuk kompetisi final di tingkat nasional,” imbuh Hari.
Selain prestasi mahasiswa, kontribusi pengabdian masyarakat oleh dosen, sarana dan prasarana juga menjadi poin pendukung penilaian Asesor yang dipandang layak untuk mendapatkan predikat unggul.
“Harapan kami semoga ke depannya kami juga bisa segera mendapatkan akreditasi internasional. Selain itu, kami juga menargetkan paling tidak dalam kurun waktu lima tahun ke depan atau sekitar tahun 2030, kami sudah bisa memiliki program Pasca Sarjana S-2 Farmasi,” tutup Hari. (DA)