Sejumlah mahasiswa UMY nampak antusias mengikuti IFTAR (Islamic Fair & Tabligh Akbar) 1445 H di Masjid K.H Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Jumat malam (14/6). Kegiatan IFTAR ini mengangkat tema “Antara Aku, Cinta, dan Pengorbanan: Mengapa Dzulhijjah Menjadi Begitu Istimewa?”
Bulan Dzulhijjah dianggap sebagai salah satu bulan yang mulia dan istimewa dalam Islam karena di dalamnya terdapat berbagai peristiwa kebaikan yang dapat dipetik. Salah satunya adalah keteladanan yang ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim beserta keluarganya. Bulan Dzulhijjah ini tidak hanya menjadi waktu untuk meningkatkan ibadah dan ketaatan kepada Allah, tetapi juga untuk menggali makna kesabaran, pengorbanan, dan kepatuhan kepada Allah.
Ustad Angga Ashari Kurniawan, pendakwah muda dari Qu’an Riview dalam ceramahnya mengatakan, Nabi Ibrahim sejak kecil telah diuji dengan banyak hal. Mulai dari seruan tauhid yang ditentang oleh ayahnya sendiri, pernah dibakar hidup-hidup, hingga ujian ketika Nabi Ibrahim harus mengorbankan putra kesayangannya Nabi Ismail yang telah dinantikan selama 86 tahun lamanya untuk disembelih yang terjadi pada bulan Dzulhijjah. Peristiwa tersebut kata Ustad Angga tidak hanya mengingatkan tentang kisah Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail. Namun lebih dari itu, peristiwa besar tersebut merupakan simbol cinta kepada Allah dan kesiapan untuk mengorbankan yang paling dicintai demi-Nya. Sebagaimana terdapat dalam Q.S As-saffat ayat 101-110.
“Kisah Nabi Ibrahim adalah refleksi tentang cinta dan pengorbanan yang tidak ada batasnya,” kata Ustad Angga.
Namun, lebih lanjut ia menekankan bahwa Allah selalu memberikan jalan keluar dari setiap ujian yang diberikan kepada hamba-Nya. Ketaatan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail akhirnya Allah gantikan dengan seekor kambing jantan yang berasal dari surga. Momen tersebut kemudian diperingati oleh umat Islam sebagai hari raya Idul Adha atau hari raya kurban dengan menyembelih hewan kurban yang sesuai dengan syariat Islam.
“Jadi kenapa kita merayakan Idul Adha, ada apa dengan Dzulhujjah, ini bukan hanya sekadar informasi tentang sebuah peristiwa yang dialami Nabi Ibrahim, tapi bagaimana kita bisa ikut merasakan apa yang bisa dirasakan oleh Nabi Ibrahim,” pungkasnya. (Mut)