Apresiasi terhadap Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) disampaikan langsung oleh Menteri Negara untuk Pendidikan Singapura, Gan Siow Huang atas dampak yang dihasilkan bagi pemberdayaan masyarakat di Indonesia. Disampaikan dalam agenda International Learning Festival di Singapura pada Jumat (27/9), dampak tersebut merupakan hasil kerja sama antara UMY dengan Singapore Polytechnic melalui program Learning Express (LEX). Kolaborasi dari kedua perguruan tinggi ini menciptakan peningkatan kualitas atas produktivitas masyarakat di Yogyakarta.
Gan Siow Huang menyampaikan rasa bangganya terhadap jalinan kerja sama antara UMY dengan Singapore Polytechnic. Ia secara khusus menyebutkan bahwa kemitraan yang sudah berjalan selama 11 tahun ini menjadi wadah penyaluran konsep pemberdayaan berbasis design thinking atas masalah yang memengaruhi kesejahteraan masyarakat. Ini ditunjukkan dengan kolaborasi antara mahasiswa UMY dan Singapore Polytechnic yang berhasil menciptakan mesin pemilah kotoran kambing. Ini menjadi solusi atas permasalahan yang dialami oleh masyarakat di desa Selopamioro, Bantul Yogyakarta.
Inovasi tersebut merupakan luaran dari program antara UMY dengan Singapore Polytechnic yang bernama Learning Express (LEX). Dengan konsep pengabdian masyarakat melalui Kuliah Kerja Nyata, UMY menjadi satu-satunya mitra Singapore Polytechnic yang telah mengembangkan prototype dari inovasinya dan dipamerkan dalam agenda International Learning Festival.
Kepala Kantor Urusan Internasional UMY, Idham Badruzaman, Ph.D. yang turut hadir dalam agenda tersebut mengatakan bahwa sebagai mitra pertama sejak 2013, UMY konsisten untuk menerapkan skema community empowerment yang dipadukan dengan konsep design thinking dari Singapore Polytechnic. Dengan membina beragam desa yang potensial untuk berkembang serta mandiri secara ekonomi dan keberlanjutan lingkungan, kedua perguruan tinggi dapat menitikberatkan peningkatan kapasitas tanpa pembangunan masyarakat dari awal.
“Kerja sama ini terbukti efektif dan menjadi metode baru dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat. Karena UMY memiliki banyak skema pengabdian di luar kerja sama dengan Singapore Polytechnic, akan sangat rugi bagi UMY jika tidak mengadopsi keunggulan dari konsep design thinking. Ini kami lakukan dengan menghadirkan dosen UMY ke Singapura untuk mempelajari penggunaan dari konsep tersebut,” ujar Idham.
Jika konsep tersebut dapat diadopsi dan diterapkan secara optimal, Idham merasa bahwa ke depannya skema pengabdian masyarakat oleh UMY akan menjadi lebih berkualitas. Ini disesuaikan dengan prinsip dari program LEX yaitu untuk memberdayakan masyarakat berdasarkan nilai dan kebudayaan setempat. (ID)