Berita

Hadiri International Learning Festival, UMY Paparkan Signifikansi Pemberdayaan Desa

Merayakan satu dekade kerja sama yang terjalin dengan Singapore Polytechnic, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) secara khusus diundang dalam International Learning Festival. Dihadiri oleh Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan, Alumni dan AIK Prof. Faris Al-Fadhat, Ph.D., UMY yang juga merupakan mitra dalam program Learning Express (LEX) turut memaparkan capaian kinerja serta seberapa besar dampak yang telah dihasilkan. Program yang dibalut dengan skema Kuliah Kerja Nyata ini pertama kali dilaksanakan di tahun 2013 dan berfokus pada penguatan industri lokal serta desa wisata.

“Di Indonesia, desa memainkan peran yang sangat penting dan strategis di beberapa area yang dapat berkontribusi dalam pembangunan nasional. Pengembangan serta penguatan kapasitas dari para pelaku usaha di desa menjadi orientasi utama dari kerja sama UMY dengan Singapore Polytechnic. Selama satu dekade kami telah membina hingga 15 desa di Yogyakarta dengan melibatkan sekitar 850 mahasiswa serta 136 dosen dan fasilitator,” ujar Faris dalam paparannya, pada Jum’at (27/9).

Program KKN LEX mengedepankan konsep design thinking, sehingga mahasiswa berfokus pada penemuan solusi atas masalah nyata yang memengaruhi kualitas hidup masyarakat yang berdampak panjang. Kearifan lokal menjadi nilai utama yang dibawa dalam kegiatan pengabdiannya, menjadikan KKN LEX juga menjadi wadah mahasiswa untuk memahami lebih dalam terkait identitas kebudayaan di Asia.

Faris juga menyebutkan bahwa UMY dan Singapore Polytechnic sama-sama menitikberatkan kepada empati yang dibangun selama berinteraksi dengan masyarakat. Faktor empati memiliki peran penting dalam konsep design thinking selama pengabdian masyarakat, sehingga penting untuk menyadari jika prinsip yang dibawa ke masyarakat tidak selalu dapat diterima, kendati dengan tujuan untuk mengabdi.

“Nilai pelajaran yang dibawa oleh UMY dan Singapore Polytechnic adalah untuk membantu masyarakat dengan cara mereka, sambil memahami kearifan lokal di masyarakat. KKN LEX menjadi program yang memiliki bagian integral dari KKN Internasional di UMY secara keseluruhan, dimana embrio-nya dimulai dari kerja sama dengan Singapore Polytechnic selama satu dekade terakhir,” imbuhnya.

Acara International Learning Festival dihadiri hingga lebih dari 180 pimpinan institusi dari seluruh dunia serta turut mengundang Menteri Negara untuk Pendidikan Singapura, Gan Siow Huang. Di kesempatan yang sama, Faris mengajak seluruh pimpinan perguruan tinggi untuk dapat membawa identitas Asia di kancah internasional. Menurut Faris, sudah saatnya kearifan budaya di wilayah Asia lebih dikenal dan memberikan dampak yang lebih luas. (ID)

Share This Post

Berita Terkini