Terhitung sejak Juli 2023, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang merupakan inisiator pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional Arab Saudi / KKN + umroh telah menerjunkan sebanyak empat batch pengabdian masyarakat. Sebagai bentuk tindak lanjut dari kegiatan evaluasi dan monitoring (KKN) Internasional di Arab Saudi sekaligus mengisi kekosongan tenaga medis pada Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), UMY melakukan audiensi dengan Pusat Kesehatan (PusKes) Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) pada pertengahan November 2024.
Kepala Divisi Pengabdian Mahasiswa Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UMY Dr. Aris Slamet Widodo, S.P., M.Sc. mengatakan UMY ingin menjadikan PusKes Haji Kemenkes RI sebagai salah satu mitra dalam pelaksanaan KKN Internasional Arab Saudi agar kebermanfaatan ilmunya dapat tersebar lebih luas. Oleh karena itu, melalui audiensi ini Aris pun berharap ke depan UMY dapat menerjunkan mahasiswa KKN Internasional Arab Saudi yang berada di bawah naungan Kemenkes RI dan Kantor Urusan Haji & Umroh.
“Ke depannya kami juga akan mempersiapkan mahasiswa kedokteran UMY untuk berpartisipasi dalam KKN Internasional Arab Saudi. Oleh sebab itu, harapannya kerjasama ini dapat diperkuat dengan adanya Memorandum of Understanding (MoU),” tandas Aris saat dihubungi pada Minggu (17/11).
Audiensi tersebut diterima langsung oleh Kepala PusKes Haji Kemenkes RI Liliek Marhaendro Susilo, Ak M.M. Sebagaimana Liliek menjelaskan bahwa sebanyak 73% jamaah haji Indonesia setiap tahunnya masuk dalam kategori beresiko tinggi atau dapat dikatakan memiliki kondisi kesehatan yang kurang prima.
Walau dengan demikian, fakta di lapangan menunjukkan bahwa Indonesia masih minim tenaga kesehatan saat pelaksanaan ibadah haji. Melihat kondisi tersebut, PusKes Haji Kemenkes RI menyambut baik kerjasama yang diinisiasi melalui program KKN UMY guna mengisi kekosongan tenaga medis haji Indonesia.
“Berbagai masalah kesehatan selalu datang dari semua usia jamaah tanpa pandang bulu. Terutama pada jamaah lansia yang memiliki beberapa penyakit bawaan, seperti diabetes, hipertensi, kolesterol, penyakit jantung, dan lain sebagainya. Tentu kerjasama ini sangat dinantikan serta menggembirakan bagi kami dan pastinya akan memberikan kenyamanan bagi jamaah haji Indonesia yang mengalami masalah kesehatan,” ujar Liliek saat menemui tim audiensi dari UMY pada pertengahan November kemarin.
Berkaitan dengan hal tersebut, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan menjadi fokus utama bagi UMY dan PusKes Haji Kemenkes RI. Dimana peningkatan kualitas dapat dicapai melalui persentase eksistensi peserta KKN Internasional Arab Saudi yang akan hadir mulai dari musim haji hingga pasca pelaksanaan haji. Pemetaan pasien juga akan dilakukan guna mengetahui sebaran serta jumlah jamaah yang mendapatkan perawatan, sehingga penanganan bisa jauh lebih efektif dan efisien.
Lebih lanjut, Kepala PusKes Kemenkes RI berpesan agar kerjasama ini tidak hanya dilihat dari sisi pengabdian masyarakat saja, tetapi lambat laun akan menuju pada dua poin Tridharma Perguruan Tinggi lainnya yakni pendidikan dan pengajaran serta penelitian. (NF)