Berita

UMY Terima 2 Penghargaan Pada Rakornas Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah

UMY Terima 2 Penghargaan Pada Rakornas Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali mengukir prestasi membanggakan dengan meraih dua penghargaan sekaligus pada kegiatan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) yang diselenggarakan oleh Majelis Diktilitbang (Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah di Jakarta pada 17-19 Januari 2025. Dua penghargaan yang diterima UMY adalah PTMA dengan Produksi Dosen-Doktor Terbanyak dan PTMA dengan Sistem Keuangan Terbaik.

Prof. Dr. Nano Prawoto, SE., M.Si., Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia UMY, yang menerima penghargaan Produksi Dosen-Doktor Terbanyak, menyampaikan bahwa UMY memang memiliki berbagai program untuk mendorong dosen agar meraih gelar doktor. Saat ini, UMY memiliki 349 dosen bergelar doktor, ditambah 39 doktor yang sudah lulus namun ijazahnya masih dalam proses. Dengan demikian, total doktor yang dimiliki UMY mencapai 388 orang dari 668 dosen yang ada di UMY.

“UMY memiliki berbagai program yang mendorong dosen untuk melanjutkan studi S3, baik di dalam maupun luar negeri. Kami bahkan menyediakan dana yang cukup besar untuk mendukung hal ini. Meskipun kami tetap mendorong dosen untuk mencari beasiswa eksternal terlebih dahulu, namun jika mereka belum berhasil mendapatkannya, kami akan membiayai studi mereka hingga ke luar negeri,” ujar Nano saat ditemui di ruang kerjanya, pada Selasa (21/1).

Lebih lanjut, Nano mengungkapkan bahwa UMY juga melakukan rekrutmen doktor, yang kini diikuti oleh banyak perguruan tinggi, termasuk perguruan tinggi negeri. Salah satu upaya rekrutmen yang juga dilakukan adalah dengan mengumpulkan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) yang ada di luar negeri, misalnya di Eropa, dan melakukan sosialisasi program rekrutmen doktor bagi mahasiswa yang ingin bergabung dengan UMY.

“Program rekrutmen doktor pertama kali diadakan pada 2018 dan diikuti oleh 291 orang pada waktu itu. Ini angka yang sangat besar. Program ini terbukti sukses dan terus berkembang. Dan karena banyaknya dosen yang sudah pensiun atau meninggal dunia, sehingga saat ini juga kami sedang melakukan rekrutmen doktor,” ungkapnya.

Selain itu, untuk menjaga SDM doktor, UMY juga melakukan monitoring dan evaluasi (monev) setiap semester untuk memantau perkembangan dosen yang sedang melanjutkan studi S3, baik di dalam maupun luar negeri.

“Kami ingin semua dosen, kecuali yang sudah sepuh dan tidak mampu lagi untuk melanjutkan studi, memiliki gelar doktor. Untuk dosen yang lebih senior, kami menetapkan bahwa mereka harus memiliki reputasi jabatan fungsional minimal Lektor Kepala dengan gelar S2. Namun, untuk dosen muda, mereka harus bergelar doktor, dan kami akan mendorong mereka untuk studi ke luar negeri,” tambah Prof. Nano.

Ia pun mengungkapkan, UMY berkomitmen untuk terus mengejar target menjadi perguruan tinggi dengan jumlah doktor yang setara dengan perguruan tinggi besar di Indonesia, seperti UGM, UI, dan ITB, dengan harapan dalam 2 hingga 3 tahun ke depan, seluruh dosen di UMY dapat bergelar doktor.

Senada dengan Prof. Nano, Rudy Suryanto, S.E., M.Acc., Ph.D., Ak., CA., Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Aset UMY, yang juga turut hadir dan menerima langsung penghargaan Sistem Keuangan Terbaik, mengungkapkan rasa syukur dan kebahagiaannya atas apresiasi yang diterima. Ia menyatakan bahwa penghargaan ini merupakan hasil dari kerja sama dan usaha panjang tim keuangan, tim programmer, dan tim lainnya yang telah mengembangkan sistem keuangan UMY dengan berbagai fitur, sehingga dapat menjadi sistem yang terintegrasi dan akurat seperti sekarang ini.

“Kami merasa sangat bersyukur dan berbahagia karena penghargaan ini adalah hasil dari kerja keras tim yang terus berusaha menciptakan sistem yang dapat mendukung seluruh proses operasional di UMY. Sistem ini mengintegrasikan berbagai aspek penting, mulai dari akademik, pengelolaan SDM, pengelolaan aset, kemahasiswaan, hingga kerja sama dan bisnis, yang semuanya terhubung dengan sistem keuangan kami,” ungkap Rudy.

Ia menambahkan bahwa hal ini tidaklah mudah dicapai dan UMY termasuk salah satu dari sedikit universitas yang berhasil mengintegrasikan berbagai proses bisnis ke dalam satu sistem pengelolaan yang terintegrasi dengan sistem keuangan yang terpadu.

“Tiga hal utama yang menjadi keunggulan sistem keuangan kami adalah pertama, sistem ini dapat mengintegrasikan seluruh proses bisnis yang ada di universitas dengan sistem keuangan. Kedua, sistem kami sudah terintegrasi dengan semua sistem perbankan dan sistem pembayaran online atau digital, serta kompatibel dengan sistem perpajakan. Ketiga, sistem ini juga memberikan informasi yang sangat penting untuk mendukung pengambilan keputusan strategis,” jelas Rudy.

Lebih lanjut, Rudy menjelaskan bahwa sistem keuangan UMY tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga mendukung pengambilan keputusan strategis berdasarkan data-data yang dikumpulkan dan diolah dengan sistem yang terintegrasi tersebut. Hal ini memungkinkan UMY untuk mengelola universitas yang semakin kompleks, meskipun di tengah persaingan dan tantangan yang semakin ketat, UMY tetap maju dan berkembang.

“Sistem keuangan yang kami terapkan ini juga merupakan upaya UMY untuk mengelola keuangan secara transparan dan efisien. Kepercayaan publik dan dukungan dari pemangku kepentingan sangat penting, dan itu hanya bisa didapatkan jika kami memiliki akuntabilitas serta transparansi dalam pengelolaan keuangan,” tambah Rudy.

Ia juga berharap agar sistem keuangan yang telah dibangun ini dapat tetap dijalankan dengan baik ke depannya. “Tanpa sistem ini, pengelolaan keuangan universitas tidak akan bisa berjalan dengan akurat. Kami sudah lima kali meraih opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari akuntan publik, yang juga merupakan hasil dari sistem yang kami terapkan. Oleh karena itu, apa yang sudah dibangun ini harus tetap dijalankan dengan konsisten,” tegasnya.

Rudy menyadari bahwa tantangan di masa depan akan semakin kompleks, dan meskipun sistem keuangan UMY sudah sangat baik, namun sistem ini harus terus dikembangkan agar tetap relevan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan universitas.

“Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan sistem ini, agar dapat terus mendukung pengelolaan universitas yang lebih baik di masa mendatang,” tutup Rudy. (Mut)