Yogyakarta — Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, menerima penghargaan UMY Awards 2025 dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) atas dedikasinya di bidang hukum dan hak asasi manusia (HAM). Penghargaan ini diberikan dalam rangkaian peringatan Milad ke-44 UMY pada Senin (28/4) di Ballroom UMY Student Dormitory, sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi nyata dalam memperjuangkan keadilan dan pembangunan bangsa.
Dalam sambutannya, Novel mengungkapkan rasa bangga dan penghormatan atas penghargaan tersebut. Ia menekankan pentingnya membangun kepedulian dan integritas sebagai fondasi utama untuk membangun bangsa, terutama di tengah berbagai tantangan sosial dan politik yang tengah dihadapi Indonesia.
“Saya menyadari betul, banyak pejuang di pelosok negeri yang berkorban tanpa sorotan publik, sering kali dalam keterbatasan. Penghargaan dari UMY ini menjadi bentuk perhatian dan dukungan nyata terhadap upaya penegakan hukum dan HAM di Indonesia,” ungkap Novel di hadapan hadirin.
Saat ini menjabat sebagai Wakil Kepala Satuan Tugas Khusus Pencegahan Korupsi Polri, Novel menyoroti bahwa korupsi bukan sekadar masalah administratif, melainkan ancaman nyata yang merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa. Ia menegaskan, korupsi yang terjadi di berbagai sektor — mulai dari pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), eksplorasi sumber daya alam, hingga penegakan hukum — menjadi hambatan serius bagi tercapainya kesejahteraan masyarakat.
“Kita tidak berbicara dalam ruang hampa. Kita bisa menyaksikan sendiri bagaimana praktik korupsi merusak peradaban. Tidak mungkin pemerintahan berjalan efektif bila korupsi masih mengakar. Hari ini, praktik korupsi itu nyata, masif, dan telah menggagalkan banyak visi dan misi pemerintahan,” tegas Novel Baswedan lagi.
Lebih lanjut, Novel menekankan bahwa membangun bangsa tidak cukup hanya dengan kecerdasan intelektual, melainkan juga harus dibarengi dengan kepekaan sosial. Ia mengingatkan bahwa ilmu pengetahuan tanpa kepedulian akan kehilangan maknanya dalam upaya memperbaiki kondisi masyarakat.
Dalam konteks ini, Novel memberikan apresiasi kepada UMY dan Muhammadiyah yang terus mendorong pembentukan karakter generasi muda melalui nilai-nilai keadilan, kepedulian sosial, dan integritas. Menurutnya, pendidikan karakter yang kuat adalah pondasi penting dalam melahirkan aparat dan pemimpin yang jujur, adil, dan berkomitmen terhadap pemberantasan korupsi.
“Kita memiliki banyak pekerjaan rumah dalam membangun kepedulian dan integritas. Banyak orang berilmu, namun tidak mampu membaca realitas sosial di sekitarnya. Tanpa kepedulian, ilmu tidak akan bermanfaat. Kepedulian itulah yang membuat kita kuat, berguna, dan bermartabat,” pungkas Novel.
Dengan penganugerahan ini, UMY menegaskan komitmennya untuk terus mendukung tokoh-tokoh yang memperjuangkan keadilan, integritas, dan hak asasi manusia sebagai bagian dari kontribusi nyata dalam membangun Indonesia yang lebih beradab. (ID)