Berita

Dibutuhkan Suara Masyarakat Untuk Kritisi Pemberitaan di Media


Media memang memiliki peran yang sangat penting dalam menyalurkan aspirasi masyarakat. Namun, suara masyarakat juga dibutuhkan agar mereka bisa membaca realitas yang sebenarnya. Itulah mengapa di Amerika kebebasan berbicara sangat penting, karena dengan ini berarti masyarakat bebas untuk mengembangkan ide pemikiran mereka untuk mengkritik pesan yang disampaikan dalam suatu pemberitaan di media. 

Demikian disampaikan Mr. John Choi selaku Keynote Speech yang mewakili kedutaan besar Amerika dalam acara Seminar Internasional “Media Menggenggam Dunia” yang diselenggarakan oleh Lempaga Pers dan Penerbitan Mahasiswa (LPPM) Nuansa UMY di gedung AR. Fakhruddin B Lantai 5 Kampus terpadu UMY, Rabu (21/11).

John juga menjelaskan bahwa isi dari kritikan itu adalah dengan tujuan yang baik. “Tujuannya agar media tidak semena-mena dalam memberitakan sebuah kejadian tanpa memiliki fakta dan nilai yang terkandung di dalamnya, dan harapannya kebebasan berbicara terhadap media ini juga dapat dilakukan oleh masyarakat lain khususnya masyarakat Indonesia,” jelasnya lagi.

Senada dengan pernyataan John, Sri Atmaja, Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan UMY juga mengatakan bahwa media juga memiliki fungsi untuk menyampaikan informasi sesuai dengan fakta-fakta yang ada. “Media tidak hanya berperan sebagai penyampai fakta melainkan juga menyampaikan nilai-nilai yang terkandung dalam skenario fakta sebuah pemberitaan,” katanya.

Selain itu, menurut Sri, media seharusnya juga menjadi penengah dalam memberitakan suatu fakta, terutama yang berkenaan dengan masalah konflik seperti yang konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel hingga hari ini. “Media harusnya bukan hanya memberitakan sesuatu berdasarkan fakta, namun perlu juga melihat nilai apa yang terkandung di balik fakta itu sendiri,” tuturnya lagi.

Sementara itu, Martan Kiswoto dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam Panel Speechnya menjelaskan bahwa media itu sangat berperan dalam membentuk opini publik. “Media dapat dirancang untuk membentuk opini publik, tetapi bila opini tersebut tidak sesuai kenyataan maka media akan jatuh dan tidak laku. Dan jika kita bisa menguasai dunia maka kita akan menguasai informasi sehingga dapat menggiring publik,” jelasnya.

Menggunakan media juga harus berpijak pada nilai-nilai obyektif, menjunjung kepentingan publik, dan pemberitaan yang seimbang. “Selain itu, nilai-nilai kemanusiaan seperti jujur, obyektif, dan menghargai orang lain juga tetap harus dijunjung,” tambahnya.

Acara yang diselenggarakan atas kerjasama dengan LPPM Nuansa UMY dengan American Corner UMY, dan Organization of International Languages di Yogyakarta ini juga menghadirkan Mohammad Edwin Nur Ghazali (Nesw Director of Ournalism) serta Ade Marup Wirasenjaya (Dosen pengajar dan Kepala Laboratorium Hubungan Internasional UMY) sebagai Panel Speech.

Share This Post

Berita Terkini