Berita

Tingkatkan Pemahaman Ekonomi Syari’ah Melalui Training

_MG_3195Sistem ekonomi syari’ah yang masih tergolong baru dalam dunia ekonomi global, masih perlu diketahui secara lebih luas oleh masyarakat. Upaya meningkatkan pemahaman mengenai sistem ekonomi syari’ah ini bisa dilakukan dengan banyak cara, salah satunya melalui Training Of Trainer (TOT) Perbankan Syari’ah.

Demikian disampaikan Dr. Nano Prawoto, M.Si dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dalam pertemuan di ruang sidang Ilmu Ekonomi FE UMY, Senin (10/6). Hadir pula dalam acara ini Kepala Program Studi Ilmu Ekonomi FE UMY, Masyhudi Muqarrabin, M.Sc., Ph.D., Akt, dan ketua panitia Dr. Imamudiddin Yuliadi.

Menurut Nano, TOT Perbankan Syariah yang akan diselenggarakan selama 3 hari sejak Selasa-Kamis (11-13/6) ini, diadakan atas kerjasama dengan Departemen Perbankan Syariah Bank Indonesia – Yogyakarta. “Ini agar para dosen, pemerhati, guru SMA, mahasiswa, serta peserta lainnya mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap mengenai perbankan syariah. Karena kecenderungan ekonomi sekarang, bukan lagi pada ekonomi kapitalistik yang hanya menguntungkan bagi orang-orang tertentu, dan merugikan bagi orang lain, khususnya rakyat kecil,” tuturnya.

Kapitalistik yang hanya dinikmati oleh sebagian orang itu, pada akhirnya sudah kurang relevan lagi. “Sehingga kita mencoba memberikan kontribusi dengan menginformasikan dan memberi pemahaman mengenai sistem ekonomi baru, yang efeknya sangat luar biasa dan cukup signifikan, yaitu sistem ekonomi syariah,” papar Nano.

Hal senada juga disampaikan oleh Masyhudi Muqarrabin, sistem ekonomi kapitalis mulai bermasalah dan menimbulkan krisis serta ketidakadilan, karena berbasis pada bunga. “Para ekonom global juga mulai melirik agar tidak lagi bersandarkan pada ekonomi kapitalis atau eksploitatif. Dan mereka juga sepakat untuk merujuk pada sistem ekonomi Islam, yaitu ekonomi syari’ah,” jelasnya.

Sementara itu, Imamuddin Yuliadi mengatakan, para peserta yang juga terdiri dari para dosen dan guru diharapkan mampu menularkan pengetahuan dan pemahaman ekonomi syariah yang mereka dapat kepada anak didiknya. “Karena sistem ekonomi atau perbankan syariah, memiliki kemampuan empirik yang bisa menghadapi sistem perbankan global, yang masih didominasi oleh sistem kapitalistik. Selain itu, dalam sistem moneter Islam yang diatur adalah bagaimana membuat uang itu bisa berjalan secara nyata dan proporsional dalam setiap harinya,” pungkasnya.

Adapun acara TOT Perbankan Syariah ini akan melibatkan pemateri dari kalangan akademisi, praktisi, dan profesional di bidangnya. Mereka termasuk dari UMY, UII, Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Muamalat Institut Jakarta, Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia (ASBISINDO), kepala-kepala cabang perbankan syariah, anggota Dewan Penagawas Syariah, Badan Syariah Nasional (Basyarnas), Pengadilan Agama, serta Departeman Perbankan Syariah BI.