Banyaknya peneliti dan ilmuan Jepang, seperti Prof. Nakamura Mitsuo, Hattori Mina, Miichi Ken, Sughara Yumi, dan Kobayashi Yasuko yang meneliti tentang perkembangan Islamic Studies di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia menunjukkan bahwa minat mereka pada Islamic Studies ini cukup Tinggi. Bahkan, pemerintah Jepang sejak pertengahan tahun 1990-an memberikan tunjangan yang tinggi pada para ilmuan yang meneliti tentang Islamic Studies di kawasan Asia Tenggara dan Indonesia. Hal ini karena kawasan Islam masih dianggap sebagai kawasan yang belum diteliti dengan baik, padahal Islamic Studies di kawasan itu memiliki porsi untuk diteliti dan dikaji lebih besar dibanding negara lain di dunia.
Selain itu, para ilmuan Jepang tertarik meneliti Islamic Studies di Indonesia dikarenakan Indonesia belum mendapatkan porsi minat yang cukup dari para peneliti alasannya karena para ilmuan asing dunia masih memusatkan perhatiannya pada kajian Islamic Studies di negara-negara Timur Tengah. Padahal, Indonesia adalah negara yang memiliki penduduk dengan jumlah Muslim terbanyak di dunia, dan bisa menjadi jembatan antara negara Barat dan Timur. Hal lainnya juga, kajian tentang Islamic Studies di Indonesia juga diperkaya dengan pemikiran-pemikiran serta kultrual masyarakatnya.
Fakta tentang kenaikan jumlah peneliti Islam Studies tersebut disampaikan oleh Prof. Kobayashi Yasuko peneliti dan dosen dari Nanzan University, Nagoya, Jepang, dalam kuliah umum “Perkembangan Studi Islam di Jepang Dalam Dua Dasawarsa Terakhir: Kemajuan dan Krisis” yang diselenggarakan oleh Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dan bertempat di ruang sidang FAI, Kampus Terpadu UMY pada Kamis (6/3).
Menurut Prof. Yasuko, berdasarkan latar belakang itulah, para ilmuan Jepang mulai tertarik untuk mengkaji Islamic Studies di kawasan Asia Tenggara, khususnya di Indonesia, dan kemudian kajiannya diperluas menjadi Islamic Area Studies (IAS). Kajiannya juga dipusatkan pada kerangka keilmuan secara empiris dan sosial sainsis tentang Islam. “Dan, ada juga beberapa ilmuan yang kemudian tertarik untuk lebih jauh mempelajari tentang Islamic Studies bahkan akhirnya beberapa ilmuan tersebut memeluk agama Islam. Kami, dan para peneliti lainnya juga kemudian belajar tentang Islam di Indonesia. Dari sini kemudian kami baru tahu kalau Islam itu sebegitu pentingnya bagi masyarakat,” ujarnya.
Terlepas dari tujuan yang menyangkut tentang perekonomian, penelitian tentang Islamic Studies ini juga bertujuan untuk memahami kultural suatu bangsa. “Selain itu juga sebagai pertukaran pengetahuan ilmu dengan para ahli yang berkecimpung di kawasan lain. Dan yang juga menjadikan ini menarik adalah, banyaknya orang Muslim yang berasal dari Indonesia tinggal di Jepang dan berhubungan baik dengan masyarakat Jepang. Jadi, karena ini juga kami ingin meneliti dan mengkaji lebih jauh tentang Islamic Studies di Indonesia,” paparnya. (Sakinah)