Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali menyelenggarakan Rapat Kerja Tengah Tahunan 2017-2018 dengan mengusung tema “Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Publikasi Ilmiah Menuju Universitas Bereputasi Internasional” pada Sabtu (10/3) di Gedung A.R Fachrudin A lantai 5 UMY.
Dr. Ir. Patdono Suwigyo, M. Eng. Sc Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mengungkapkan bahwa saat ini Perguruan Tinggi sudah harus siap menghadapi revolusi industri generasi keempat yang ditandai dengan banyaknya peran manusia digantikan dengan teknologi seperti robot pintar dan kendaraan tanpa pengemudi. “Perguruan Tinggi sudah seharusnya semakin berkembang, baik dari kualitas manusia maupun teknologinya. Kami dari Dikti sudah membuat kebijakan baru yaitu kampus harus menerapkan Strategic Inflection Point (SIP) yakni harus bisa menerima dan memberanikan diri untuk memaksa perubahan atau membuat strategi baru. Hal tersebut agar sebuah intitusi dapat mengembangkan dan mempertahankan eksistensinya serta menyesuaikan dengan revolusi generasi keempat,” ujar Patdono.
Lebih lanjut Patdono mengungkapkan jika penerapan dan perkembangan SIP sudah diimplementasikan pada sebuah institusi, maka akan berpengaruh terhadap masyarakat dunia. “SIP ini secara tidak langsung akan berdampak terhadap globalisasi atau masuknya perguruan tinggi asing di Indonesia dan disruptive innovation di pendidikan tinggi (online and distance learning massive). Untuk itu seluruh Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta secara perlahan harus mempersiapkan revolusi baru bahkan untuk melakukan kuliah e-learning tanpa tatap muka langsung dengan dosen. Kemudian pemerintah Indonesia juga sudah menyepakati kerjasama dengan negara Australia yang akan membuka perguruan tinggi di Indonesia,” papar Patdono.
“Jika hal ini diterapkan maka mahasiswa akan mempunyai kemampuan pada bidangnya masing-masing. Maka bantuan teknologi juga akan menunjang untuk memudahkan mahasiswa memilih mata kuliah yang sesuai dengan kemampuannya. Selain itu, peningkatan konektivitas semua peralatan yang ada akan membuat komunikasi antara mahasiswa dengan dosen, tutor dan perguruan tinggi dan virtual reality akan membuat seolah-olah mahasiswa bena-benar melakukan praktikum secara nyata,” tandasnya.
Hal senada disampaikan Rektor UMY, Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, MP. Ia menyampaikan bahwa UMY harus pintar mengambil kesempatan pada era revolusi keempat ini dengan sisi yang berbeda. “Memasuki era teknologi ini, SDM UMY harus bisa mempersiapkan secara spesifik dan apapun yang kita lakukan untuk pengembangan universitas harus ditanamkan pola pikir seperti big data, internet of think dan artificial intelegent (kecerdasan yang ditunjukkan oleh suatu entitas ilmiah). Kesempatan yang akan kita ambil adalah tidak menghilangkan konsep sisi kemanusiaan atau afeksi. Maka harapan saya dengan adanya perkembangan teknologi ini kita harus mampu juga menanamkan rasa empati dan simpati terhadap sesama dan tidak menjadi individualistik,” imbuh Gunawan. (Sumali)