Berita

AEC International Festival Andong 2015 Tutup Kegiatan PKM

Jpeg

Dalam rangka penutupan kegiatan PKM, Tim PKM dari Andong English Club menggelar acara “Asean Economic Community (AEC) International Festival Andong 2015.” Acara yang berlangsung pada Minggu (7/6) tersebut dimeriahkan dengan parade 22 andong yang berputar mengitari kawasan Alun-Alun Utara dan Malioboro. Pembukaan acara dilakukan secara simbolis di Alun-Alun Utara dengan pemotongan pita pada pagi hari pukul 8.00 WIB. Selain diisi dengan parade 22 andong, festival ini juga dihadiri oleh para mahasiswa internasional asal Australia, Jerman, Brazil dan Mesir yang menempuh pendidikan di UMY dan UGM.

Dalam memeriahkan acara ini, hadir pula Komunitas Project Child, RBIB (Rumah Belajar Indonesia Bangkit), dan Dhimas Diajeng kota Jogja dan Bantul. “Project Child itu komunitas di Jogja yang biasa mengajar anak-anak yang kurang mampu. Mereka mengajari anak-anak itu dengan cuma-cuma,” ujar ketua Tim Andong English Club, M. Anif Afandi. Ia menambahkan bahwa satu lagi komunitas mengajar anak-anak yang memeriahkan festival tersebut adalah RBIB. “RBIB itu juga sama ngajar anak-anak kecil, biasanya di daerah Kali Code,” sambungnya.

Selain untuk menutup kegiatam PKM Tim Andong English Club, Festival ini juga dimaksudkan untuk mengenalkan Asean Economic Community yang akan dimulai pada akhir tahun 2015 kepada para kusir andong dan masyarakat umum lainya. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat luas, dan khususnya para kusir Andong sadar betul bahwa MEA 2015 akan memiliki dampak hingga ke kalangan kecil sekalipun. Oleh karenanya Tim Andong English Club dalam melaksanakan PKM-nya lebih menekankan pada pengajaran bahasa Inggris kepada para kusir andong. Hal ini dinilai karena para kusir andong merupakan tokoh penting yang dapat mengenalkan budaya kota Jogja kepada para turis asing.

Tim Andong English Club sendiri beranggotakan lima mahasiswa Ilmu Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta antara lain Muhammad Anif Afandi, Indana Zulfa, Yuni Wahyuni, Gustiva Andri dan Ravin Siddiq. Sebelumnya, Tim PKM ini telah mengadakan program pengajaran bahasa Inggris kepada 40 kusir andong di kawasan Malioboro yang berlangsung sejak 21 Maret 2015 hingga 3 Juni 2015. “Kita ngajari kusir andong soalnya mereka sebelumnya tidak bisa berbahasa Inggris secara lancar dengan turis. Padahal mereka yang mengantar turis berkeliling Jogja. Mereka juga tidak bisa tawar menawar dengan turis dalam bahasa Inggris,” ungkap M. Anif Afandi.

Dalam menjalankan program PKM dengan melakukan pengajaran Bahasa Inggris kepada para kusir Andong, tim ini merasa disambut baik oleh para kusir sendiri. Pasalnya, sesuai ungkapan dari salah satu kusir Andong yang berbasis di jalan Malioboro tersebut, sebelumnya program pengajaran bahasa Inggris kepada kusir Andong sudah pernah ada namun saat itu tahun 1982 dan tidak ada program yang sama setelah tahun tersebut. “Karena ada program seperti ini (pengajaran bahasa Inggris) lagi, jadi para kusir senang. Mereka merasakan manfaatnya. Kalau biasanya mereka hanya bisa tawar menawar dengan turis asing ditulis dengan hp (handphone), sekarang mereka bisa tawar menawar dengan berbicara langsung ke turisnya,” tambah Indana Zulfa.

Selain itu, mereka juga mengungkapkan jika dahulu para kusir hanya bisa terdiam ketika mengantarkan turis ke tempat tujuannya, sekarang para kusir andong dapat menjelaskan daerah-daerah di sekitar malioboro dengan bahasa Inggris kepada para turis asing tersebut. Dan tentunya hal ini juga akan semakin menambah potensi ketertarikan wisatawan asing terhadap budaya Jogja dan Indonesia secara umum. (Deansa)