Pemasaran produk pertanian baik dalam bentuk segar maupun olahan memerlukan strategi khusus agar dapat dikenal dan dipilih masyarakat. Produsen hasil pertanian harus mencari cara agar produknya mempunyai kekhasan dibanding produk pertanian dari produsen lain sehingga mempunyai keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif. Jika produk pertanian yang dihasilkan dan ditawarkan oleh produsen tidak mempunyai keunggulan spesifik maka hal ini akan kalah bersaing dengan produsen lain yang mempunyai keunggulan, terlebih jika berhadapan dengan produsen pertanian multinasional atau korporasi.
Demikian disampaikan Dr. Ir. Wahyu Supartono dari Fakultas Teknologi Pertanian UGM saat acara technical assistance yang diadakan oleh Jurusan Agroteknologi UMY dalam press release nya di Laboratorium Agroteknologi, Kampus Terpadu UMY, Rabu (19/5).
Wahyu mengatakan berkembangnya produk industri pertanian di berbagai negara bahkan sampai masuk ke negara-negara produsen pertanian seperti Indonesia disebabkan oleh keunggulan komparatif produk pertaniannya. Sebagai akibatnya banyak produk pertanian Indonesia yang sebenarnya kualitasnya lebih baik namun kalah bersaing dibanding dengan produk pertanian dari luar negeri, apalagi di era perdagangan bebas seperti sekarang ini yang diikuti dengan kawasan bebas pajak. Jika produk pertanian Indonesia tidak mempunyai keunggulan spesifik maka akan kalah bersaing dengan produk pertanian dari luar negeri.
”Coba mari kita lihat bagaimana nasib apel Malang di Indonesia. Jika dilihat dari kandungan gizinya, sebenarnya apel Malang lebih baik dibanding apel dari Amerika atau Selandia Baru. Namun faktanya masyarakat akan cenderung akan memilih apel import meskipun harganya relatif lebih mahal. Hal ini disebabkan oleh keunggulan kompetitif dan komparatif dari apel import, misalnya penampilan, ketersediaan, metode promosi, dan sebagainya”, tambah Wahyu.
Wahyu memberikan contoh yang lain bagaimana industri hasil olahan peternakan dalam bentuk makanan siap saji dari Amerika berkembang pesat di Indonesia, dan jika produk makanan dalam negeri jika tidak mempunyai keunggulan spesifik tentu akan ditinggalkan oleh konsumennya. Oleh karenanya Wahyu menekankan pentingnya inovasi dan kreasi dalam menciptakan keunggulan baik dalam bentuk produk, penyajian maupun pemasaran.
Sementara itu, Ketua Jurusan Agroteknologi UMY, Ir. Agung Astuti, MSi mengatakan bahwa kegiatan technical assistance ini merupakan bagian dari implementasi Program Hibah Kompetisi Institusi di Jurusan Agroteknologi UMY yang diikuti oleh dosen, laboran dan mahasiswa. Agar kegiatan tersebut memberikan pengetahuan, wawasan dan pengalaman praktis, dilakukan dalam bentuk presentasi, simulasi dan unjuk kerja secara berkelompok. “Pengalaman praktis seberapapun sederhananya dapat menjadi bahan belajar yang sangat penting bagi pengembangan inovasi dan kreatifitas. Oleh karenanya dalam proses pembelajaran di Agroteknologi selalu menggunakan banyak model seperti praktik, simulasi, kunjungan lapangan atau observasi ”, tutur Agung.