Mahasiswa Teknik Elektro (TE) Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengembangkan alat pendeteksi pembuluh darah balita generasi ke-3. Keunggulan dari generasi ke-3 ini terletak pada energi yang dikeluarkan alat ini lebih hemat dari dua generasi sebelumnya.
Demikian disampaikan oleh Dian Budi Santoso salah satu pengusung Alat Pendeteksi Pembuluh Darah Balita Generasi ke-3 ini saat ditemui pada Kamis (04/07) di Kampus Terpadu UMY. Selain Budi, mahasiswa TE lainnya seperti Fajar Eka Septiyadi, Dhorizqy F.S.D.,Satria, dan Irania Dwi W. mahasiswa Teknologi Informasi juga ikut mengembangkan alat yang dijadikan Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKM-P) dan akan ikut serta dalam Seminar Internasional di Universitas Hang Tuah Surabaya program elektro medik.
Budi menjelaskan bahwa Alat Pendeteksi Pembuluh Darah Balita generasi ke-3 ini menggunakan optimasi fuzzy logic. “Fuzzy logic merupakan pengatur cahaya dengan teknik pengontrolan cahaya yang diharapkan dapat menembus kulit dan daging bayi , sehingga membantu perawat untuk menginfus bayi dan juga mencegah pecahnya nadi bayi saat penyuntikan,” jelasnya.
Mahasiswa TE UMY ini memaparkan bahwa komponen dari generasi ke -3 ini masih sama dengan alat pendeteksi pembuluh darah generasi sebelumnya yang dikembangkan oleh Ade Pajar Pirdianto yang merupakan mahasiswa TE UMY, hanya ada pengelompokan usia yang akan berpengaruh pada cahaya yang dikeluarkan. “Dengan pengelompokan usia, maka kita bisa mengatur nyala led yang ada dalam alat tersebut sehingga tidak semuanya menyala,” paparnya.
Selain itu, Fajar menerangkan bahwa komponen alat pendeteksi pembuluh darah balita generasi ke -3 ini juga menggunakan LED Super Fluks yang membuat hasil cahayanya lebih terang. “LED atau Light Emitting Diode merupakan lampu pada alat ini yang cahayanya akan menembus kulit balita sehingga pembuluh darahnya akan terlihat,” terangnya.
Fajar menuturkan bahwa alat pendeteksi pembuluh darah generasi ke-3 ini telah diuji di Rumah Sakit PKU Yogyakarta. “Alat ini sudah diuji coba langsung oleh perawat kepada balita usia dua minggu sampai usia tiga tahun, dan para perawat tersebut merasakan manfaat dari alat ini,” tuturnya.
Dengan adanya alat ini, imbuh Fajar akan meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan di Indonesia. “Ini juga akan meningkatkan kualitas tempat pelayanan di rumah sakit dan puskesmas, dengan adanya alat pendeteksi pembuluh darah balita hemat energi ini akan meningkatkan mutu pelayanan kesahatan pula,” lanjutnya.