Asrama University Resident (Unires) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mewisuda sebanyak 240 mahasiswa dalam kegiatan Haflatul Wada’ Unires 2024, pada Sabtu malam (29/6). Dalam kegiatan wisuda yang bertajuk “Be a Dynamic Muslim to Achieve the Inevitable Civilization”, Kepala Divisi Kepemimpinan dan Kaderisasi Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI) UMY, Drs. Muhsin Hariyanto, M.Ag menegaskan, alumni unires UMY harus menjadi orang yang berakhlak mulia untuk mencapai kesuksesan.
Muhsin menyebutkan bahwa untuk menjadi pintar tidaklah lebih sulit daripada menjadi orang yang berakhlak mulia. Baginya, eksistensi seorang manusia terletak pada akhlaknya. “Kalau akhlaknya hancur, sudah, habis,” ujarnya.
Muhsin juga menjelaskan bahwa Unires didirikan dengan tujuan utama sebagai pusat pembinaan mahasiswa. Tentunya tidak hanya dalam bidang intelektual, tetapi juga dalam pengembangan akhlak mahasiswa.
‘’Unires memiliki 3 program utama, yaitu program peningkatan Bahasa, program Al Islam dan Kemuhammadiyah, serta program Leadership dan perkaderan. Ketiganya merupakan program yang tidak hanya fokus pada pembinaan intelektual semata, tetapi juga pada pembinaan akhlak mahasiswa,” tambahnya.
Selain itu, Muhsin mendorong alumni unires agar memiliki keberanian untuk berproses dan tidak pernah berkecil hati saat menemui kegagalan.
“Jangan pernah berhenti berproses, kalaupun kita belum merasakan sesuatu yang terbaik dari target kita, jangan pernah putus asa. Teruslah belajar, karena butuh waktu untuk meraih kesuksesan. Kalau kita tidak punya keberanian untuk berproses, itu awal dari sebuah kegagalan,” kata Muhsin.
Sementara itu, Prof. Faris Alfadhat, S.IP., M.A. Ph.D Wakil Rektor UMY bidang Kemahasiswaan, Alumni dan AIK UMY mengajak mahasiswa untuk membangun mimpi mereka sendiri dan berkomitmen untuk bekerja keras dalam mewujudkannya.
“Bangun mimpi Anda meskipun itu kecil, apalagi besar, karena di situlah dimulainya kesuksesan Anda. Boleh jadi Anda kuliah di UM, kampus swasta, tapi ingat, yang membedakan itu mimpi Anda,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Faris mengingatkan tentang tantangan yang dihadapi generasi Z yang cenderung mudah stress dan terdistraksi, terutama oleh gangguan internet. Sehingga ia berpesan kepada alumni unires yang diwisuda yang semuanya adalah generasi Z untuk belajar fokus dan tidak terkoneksi dengan sesuatu hal yang dapat mengganggu konsentrasi.
“Kalau Anda mengerjakan sesuatu pasti ada gangguan, baru 40 detik pasti ingin buka handphone. 40 detik pasti ingin melakukan yang lain, Kalau Anda ingin sukses, belajarlah untuk fokus. Belajar untuk tidak terkoneksi dengan sesuatu yang mengganggu Anda, dan yang paling besar yang mengganggu Anda adalah internet,” pungkas Faris. (Mut)